YOGYAKARTA–Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD, mengatakan saat ini ada gerakan ATAU PIHAK yang mencoba membuat kegaduhan di tengah masyarakat dengan memproduksi berita-berita bohong alias hoaks.
“Ada gerakan yang memang ya tujuannya ngaco. Gerakan ngaco itu misalnya produsen-produsen hoax itu selalu memproduksi berita-berita yang salah, berita-berita yang bohong dan meresahkan,” ujar Mahfud di Yogyakarta, Selasa (19/2/2019) malam.
BACA JUGA: BMKG: Prediksi Gempa Megathrust di Akhir Februari Hoaks
Mahfud mencontohkan, informasi yang belum lama ini tersebar di media sosial yang menyebutkan bahwa KPU sudah menjadi alat penguasa di pemilu adalah tidak benar alias hoaks.
“Nah, itu (kabar KPU menjadi alat penguasa) buktinya apa? Kan KPU itu menurut saya sekarang independen, dan KPU itu bukan alat pemerintah tapi alat kekuatan politik. Wong mereka (KPU) yang buat itu, KPU yang buat kan DPR,” tegasnya.
Mahfud juga menyinggung soal kabar bohong yang menyebutkan 7 kontainer surat suara di pemilu 2019 telah tercoblos. Walau informasi tersebut salah, namun faktanya kabar bohong tersebut terus diproduksi.
“Kan sudah jelas itu (7 kontainer surat suara tercoblos) tidak mungkin. Tapi dikembang-kembangkan, dan di pasar-pasar dibicarakan, gitu kan, dan banyak lagi yang menurut saya itu hanya untuk mengacau, untuk mengacau,” bebernya.
Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan ini juga menyinggung adanya kabar yang menyebutkan pencalonan KH Ma’ruf Amin sebagai cawapres akan digantikan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok. Padahal pergantian cawapres jelas tidak dimungkinkan.
“Dalam proses pencalonan itu tidak boleh oleh undang-undang, tidak boleh (diganti). Di situ (undang-undang) dikatakan penggantian calon itu didenda, kalau mengundurkan diri hukumnya 5 tahun penjara, dendanya Rp 50 miliar,” ungkapnya.
BACA JUGA: BPN: Bohong dan Hoaks kalau menyebut Prabowo-Sandi Pakai Konsultan Asing
Merujuk berbagai berita hoaks tersebut, Mahfud MD meyakini ada pihak terorganisir yang sengaja memproduksi berita-berita bohong. Berita hoaks tersebut lantas disebarluaskan, ironisnya masyarakat banyak yang mempercayainya.
“Sehingga, meskipun sudah dibenarkan (jika kabar tersebut hoax), itu dikeluarkan terus. Sehingga orang, rakyat kecil itu lalu lama-lama mulai percaya,” tuturnya.
“Artinya ada produsennya, ada yang memproduk hoax-hoax itu untuk membuat keresahan masyarakat sehingga pemilu itu dirasa tidak kredibel. Itu yang saya katakan kepada kita semua, itu harus kita lawan demi kelangsungan NKRI kita,” tutupnya. []
SUMBER: DETIK