MAJELIS imu, sebuah jalan di dunia menuju Surga Allah SWT.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa menempuh satu jalan untuk menempuh ilmu, maka Allah Azza wa Jalla akan mempermudah untuknya jalan menuju surga.” [HR. Muslim]
Berjalan menuntut ilmu mempunyai dua makna:
1- Menempuh jalan dengan makna fisik, yaitu berjalan kaki menuju majelis-majelis para ulama.
BACA JUGA: Semangat dan Istiqamah ke Majelis Ilmu
2- Menempuh jalan (metode) yang bisa mengantarkan seseorang untuk mendapatkan ilmu seperti membaca, menulis, menghafal, dan belajar sungguh-sungguh dan berusaha untuk memahami apa-apa yang dipelajari.
Umar bin Khattab رضي الله عنه menyampaikan keutamaan dari Majlis Ilmu yang disebutkan dalam Miftah Daris Saadah karya Ibnul Qayyim رَحِمَهُ اللهُ تعالى,
إن الرجل ليخرج من منزله وَعَلِيهِ من الذُّنُوب مثل جبال تهَامَة، فَإِذا سمع الْعلم خَافَ وَرجع وَتَابَ فَانْصَرف الى منزله وَلَيْسَ عَلَيْهِ ذَنْب، فلاتفارقوا مجَالِس الْعلمَاء
“Sesungguhnya ada seorang yang keluar dari rumahnya dalam keadaan memiliki dosa seperti gunung Tihamah. Maka tatkala dia mendengarkan ilmu, kemudian dia takut dan bertaubat, niscaya dia pulang ke rumahnya dalam keadaan tidak memiliki dosa sedikitpun. Sehingga janganlah kalian meninggalkan majelis para ulama.”
Oleh karena itu, seorang penuntut ilmu perlu untuk belajar dan terus belajar karena itu akan memudahkan baginya untuk memasuki surga. Ilmu yang perlu kita prioritaskan untuk dipelajari yaitu ilmu tentang aqidah, manhaj, dan tauhid. Karena dakwah tauhid ini adalah dakwahnya para Rasul.
BACA JUGA: 6 Alasan Mengapa Kita Harus Pergi ke Majelis Ilmu
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِى كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطّٰغُوتَ
“Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang Rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), Sembahlah Allah, dan jauhilah Thagut.” [QS. An-Nahl: 36]
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
وَمَآ أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِىٓ إِلَيْهِ أَنَّهُۥ لَآ إِلٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَاعْبُدُونِ
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku.” [QS. Al-Anbiya: 25]
SUMBER: ISLAMADALAHSUNNAH