DIKISAHKAN ada dua orang yang sama-sama memiliki ilmu sedang berdialog, yakni seorang guru dan syaikh. Mereka berdialog mengenai rokok. Ya, rokok memang salah satu hal yang banyak dikonsumsi oleh berbagai kalangan dan juga menjadi suatu permasalahan. Di mana guru itu beranggapan bahwa merokok adalah hal yang mubah. Sedang, syaikh menganggap sebaliknya.
Guru: “Syeikh, menurut saya rokok itu tidak haram.”
Syeikh: “Kenapa?”
Guru: “Tak ada dalilnya. Saya ingin tahu, satu ayat saja yang menyebutkan ‘diharamkan atas kalian rokok’.”
Syeikh: “Apakah Anda makan jeruk, apel, maupun pisang?”
Guru: “Iya.”
Syeikh: “Apakah ada ayat yang menyebutkan bahwa jeruk, apel maupun pisang itu halal?”
Guru: “Tidak ada.”
https://www.youtube.com/watch?v=92k7S7CZ1Ng
Syeikh : “Bagaimana tidak ada? Bagaimana mungkin Al-Qur’an tidak menyebutkan mana yang halal dan mana yang haram, padahal Qur’an itu pedoman umat. Coba perhatikan firman Allah Ta’ala dalam surat al-A’raf ayat 157, ‘(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk.’ Maka segala yang baik semisal daging, jeruk, apel, susu dan lain-lain itu termasuk yang baik-baik sehingga termasuk yang dihalalkan. Adapun yang buruk-buruk, maka Allah mengharamkannya.”
Guru: “Menurut kami, rokok itu termasuk thayyibaat (yang baik-baik), meskipun menurut Anda tidak baik.”
Syeikh: “Anda punya istri?”
Guru: “Ya.”
Syeikh: “Anda punya anak?”
Guru: “Ya.”
Syeikh: “Jika kaulihat anakmu mengunyah permen, apakah kamu ridha?”
Guru: “Ya, tidak masalah.”
Syeikh: “Kalau kaulihat anakmu sedang menghisap rokok, apakah kamu ridha?”
Guru : “Tidak!”
Syeikh : “Kenapa?”
Guru: “Karena itu tidak baik (yakni termasuk sesuatu yang buruk).”
Syeikh: “Jika itu sesuatu yang buruk, bukankah termasuk yang haram? Bagaimana pula jika yang merokok itu istrimu?”
Tiba-tiba sang guru mengeluarkan bungkusan rokok dari sakunya, ia meremas dengan tangannya lalu menginjak dengan kakinya, lalu ia berkata, “Mulai sekarang wahai Syeikh, saya bertaubat kepada Allah dari rokok.” []