TAHUKAH Anda kegiatan makan bisa bernilai ibadah? Mengapa? Bukankah makan tidak ada sangkut paut sama sekali dengan ritual ibadah? Itulah hebatnya Islam. Islam mengatur semua lini dari kehidupan manusia. Dari mulai hal kecil samapai hal yang terbesar. Dari mulai hubangan dengan Allah SWT sampai dengan hubungan sesama makhluk. Semua diatur dalam Islam. Karena Islam merupakan agama rahmatan lil alamin. Mantap nggak tuh!
Tunggu dulu, jangan berpikir ‘Iya udah, makan terus aja, toh dapat pahalakan’. Bukan gitu juga, kali! Tetap saja, kita harus melaksanakan kewajiban kita sebagai hamba. Yang senantiasa taat dan patuh pada perintah dan laranganNya.
Mau tahu, makan kita bisa menjadi sumber pahala? Ini dia syaratnya.
1. Membaca bismillah. Membaca bismillah sudah menjadi kebiasaan kita bukan? Karena setiap apapun yang kita kerjakan pasti diawali dengan mengucapakan bismillah terlebih dahulu.
2. Makan dengan tangan kanan. Yah, kalo pake tangan kiri, apa tidak (maaf) jijik, tuh?
3. Mengambil makanan yang dekat dengan jangkauan tangan.
4. Memulai makan dari pinggir tempat makan (Kalau di Indonesia, paling sering menggunakan piring), tidak dari tengah-tengah.
Rasulullah SAW bersabda, “Ananda, sebutlah nama Allah sebelum makan, makanlah dengan tangan kanan dan makanlah hidangan yang dekat denganmu,” (HR. Muttafaq ‘Alaih).
5. Disunnahkan makan dengan menggunakan tiga jari. Ka’ab ibn Malik RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Aku melihat Rasulullah SAW makan dengan menggunakan tiga jari. Jika selesai beliau akan mengulumnya/menjilatnya (untuk membersihkan makanan yang menempel di jari-jarinya),” (HR. Muslim).
6. Jika makanan yang akan dimakan jatuh, kotoran yang menempel dibersihkan lalu memakannya. Jangan membuangnya.
Rasulullah SAW bersabda, “Jika sebagian makananmu jatuh, maka ambilah dan buanglah bagian yang kotor dan makanlah bagian yang tidak kotor. Jangan biarkan makananmu untuk setan. Jangan mengusap tanganmu dengan sapu tangan sampai kamu mejilat jari-jarimu, karena kamu tidak tahu dibagian mana makananmu yang ada berkahnya,” (HR. Muslim).
7. Ibnu Hajar berkata dalam Fathul Bari, tentang ajuran cara duduk saat makan adalah dengan berlutut, atau menegakkan kaki kanan dan duduk di atas kaki kiri.
8. Mengucapkan alhamdulillah saat selesai makan.
Abu Umamah RA meriwayatkan bahwa jika selesai makan, Nabi SAW biasanya mengucapkan, “Alhamdulilahi hamdan katsiran thayyiban mubarakan fihi, ghaira makfiyyin wa la muwadda’in la mustaghnan’anhu rabbana,” (Segala puji bagi Allah dengan pujian yang tiada terhingga, baik dan penuh berkah. Ya Tuhan kami, kami tidak mampu membalas anugerahMu, tidak mampu meninggalkannya dan tidak mampu menghindarinya),” (HR Al-Bukhari).
Sekarang, sudah tahukan! Bagaimana makan kita bisa menjadi ladang pahala. Iya, dengan cara mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Insya Allah, Allah SWT akan memberikan balasan yang terbaik. Wallahu a’lam bishawab. []
Referensi: 24 Jam dalam Bimbingan Sunnah Rasul/Majdi Fathi Ali Kuhail/Pustaka Nuun/2010