ADA banyak masakan Indonesia yang menggunakan bahan jeroan, seperti soto babat, sup kikil, gulai otak, dan sambal ati. Meski sedap di lidah dan harganya tergolong murah, Anda berisiko terkena gangguan kesehatan bila mengonsumsinya terlalu banyak. Apa saja penyakit akibat jeroan yang bisa terjadi?
BACA JUGA:Â Bahaya, Jangan Unduh dan Buka File PDF dengan Format Ini!
Efek makan jeroan sebenarnya tidak selalu buruk. Zat-zat gizi yang terkandung dalam jeroan, antara lain asam folat, besi, fosfor, magnesium, zink, vitamin A, B, D, E dan K. Vitamin dan mineral ini sangat penting dalam menjalankan berbagai proses metabolisme dalam tubuh.
Namun, tak dapat dimungkiri bahwa jeroan merupakan salah satu makanan dengan kadar kolesterol yang sangat tinggi. Selain itu, jeroan juga mengandung lemak jenuh yang tinggi dan purin. Inilah mengapa mengonsumsi jeroan terlalu banyak dapat menimbulkan risiko kesehatan pada masa mendatang.
Pada dasarnya, jeroan atau bagian dalam ayam dan sapi seperti hati, ampela, dan usus mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral yang baik untuk kesehatan.
Namun semua bisa jadi musuh jika dikonsumsi terlalu banyak dan sering. Bahaya makan jeroan tidak sedikit dan sepele, sehingga jangan Anda abaikan. Berikut adalah penyakit akibat jeroan yang dapat timbul:
1 Pemicu kolesterol tinggi
Seperti diketahui, jeroan mengandung kolesterol. Sedangkan asupan kolesterol yang berlebihan bisa menimbulkan masalah kolesterol tinggi.
Beberapa masalah karena kolesterol seperti pembuluh darah mengeras atau menyempit yang berujung pada penyakit jantung. Jika dibiarkan, maka bisa menimbulkan komplikasi berbahaya seperti serangan jantung.
Bahkan beberapa studi menemukan hubungan antara hiperkolesterolemia dan risiko penyakit asam urat. Sudah jadi hal umum bahwa penderita asam urat harus menghindari makanan dengan jeroan.
2 Memicu asam urat
Jeroan juga mengandung purin yang sangat tinggi. Jika mengonsumsinya secara berlebihan maka akan mengganggu keseimbangan purin dalam serum. Efeknya, bisa memicu asam urat.
Gejala asam urat antara lain sendi yang terasa sakit, sulit berjalan, mengalami pembengkakan, rasa panas, dan warna kemerahan di area sendi.
3 Memicu diabetes mellitus tipe 2
Selain kolesterol, jeroan juga mengandung lemak jenuh. Mengonsumsi lemak jenuh hewani berlebihan bisa menekan ketersediaan omega-3 bagi tubuh.
Ini dikarenakan kinerja enzim desaturase dan elongase yang bertugas mengubah omega-3 ALA menjadi DHA dan EPA terhambat.
Inilah yang membuat risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes mellitus tipe 2 menjadi lebih meningkat.
4 Kerja ginjal semakin berat
Jeroan merupakan protein hewani yang punya nilai cerna rendah dan pH rendah. Ini bisa membebani aktivitas kerja organ ginjal.
Konsumsi protein hewani seperti ini akan mereproduksi asam urat yang dibuang atau disekresi melalui ginjal.
5 Kelebihan Vitamin A
Bagian jeroan, yaitu hati, sangat kaya akan vitamin A. Kelebihan kadar vitamin A dalam tubuh dapat menyebabkan keracunan atau hipervitaminosis. Gejalanya berupa mual, muntah, nyeri tulang, dan gangguan penglihatan.
Bahaya makan jeroan juga bisa memengaruhi ibu hamil. Menurut penelitian, ibu hamil yang mengonsumsi lebih dari 10.000 IU vitamin A per hari dapat berisiko memiliki bayi yang cacat.
6 Memicu timbul Jerawat
Efek makan jeroan yang satu ini sangat mengganggu penampilan. Seperti yang diketahui, jeroan sangat tinggi akan kadar lemak jenuh. Makanan yang tinggi lemak jenuh juga dikaitkan dengan kadar insulin yang tinggi.
Sayangnya, jika kadar tersebut terlalu tinggi di dalam tubuh, maka dapat meningkatkan produksi sebum di kulit wajah. Produksi sebum yang berlebihan bisa menyumbat pori-poru dan memicu jerawat.
7 Penyakit Jantung
Kadar kolesterol yang tinggi dalam jeroan dapat menyumbangkan peningkatan kadar kolesterol dalam darah. Ditambah lagi dengan kadar lemak jenuh yang tinggi dalam jeroan.
Keduanya dapat menempel dan menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah koroner di jantung, lalu memicu penyakit akibat jeroan yang paling utama, yaitu jantung koroner.
8 Meningkatkan risiko obesitas
Jeroan juga tinggi kalori sehingga jika sering dikonsumsi atau mengonsumsinya terlalu banyak bisa memicu kegemukan atau obesitas.
BACA JUGA:Â Ini 5 Bahayanya Tidak Berhenti Makan sebelum Kenyang
Seperti diketahui, lemak jenuh bisa memicu naiknya berat badan. Di mana, jeroan juga tinggi dengan lemak jenuh. Idealnya, konsumsi lemak jenuh tidak boleh lebih dari 10% kalori harian.
Sebenarnya, makan apa saja tak masalah, asal tidak berlebihan. Termasuk jeroan, hindari makan terlalu sering dan dalam jumlah yang terlalu banyak. []
SUMBER: POPMAMA