APAPUN yang dilakukan dengan cara tergesa-gesa, selalu ada efek samping atau dampak buruknya. Begitu juga dengan hal makan. Ya, makan tergesa-gesa bisa berefek buruk bagi kesehatan.
Proses makan tergesa-gesa dan pengunyahan yang tidak sempurna adalah cara keliru. Hal ini dapat berpotensi merusak kesehatan dan mendatangkan penyakit.
Terlepas dari bergizi tidaknya makanan yang dikonsumsi, makan tergesa-gesa, porsi atau suapannya terlalu besar, akan memunculkan akibat negatif. Karena kita tahu, makan tergesa-gesa berarti makanan tidak dikunyah secara sempurna.
BACA JUGA:Â Ketika Umat Islam hanya ‘Makan’ Tasbih dan Tasdiq
Berikut setidaknya ada empat dampak buruk jika kita makan tergesa-gesa, di antaranya:
Pertama, terganggunya proses pencernaan
Saat kita makan tergesa-gesa, proses pengunyahannya dan reaksi enzim pencernaan tidak akan berjalan optimal. Kondisi ini menimbulkan beban pada lini produksi berikutnya.
Lambung akan bekerja keras untuk menerima makanan yang tidak di kunyah dengan untuk menerima makanan yang tidak dikunyah dengan sempurna. Hal ini akan merangsang produksi asam lambung yang berlebih. Jika berlangsung dalam jangka waktu lama, lambung akan mengalami kerusakan.
Kedua, kinerja proses pencernaan menjadi tidak optimal
Karena ukurannya tidak tepat, jumlah enzim yang diproduksi pun tidak dapat dan tidak sesuai dengan lingkar usus. Akibatnya, proses pemerasan sari-sari makanan menggunakan peristaltik menjadi tidak optimal.
BACA JUGA:Â Jamuan Makan di Acara Arisan Termasuk Riba?
Ketiga, dari aspek psikologis
Orang yang biasa makan cepat atau makan tergesa-gesa, secara tidak langsung telah melatih bagian otak yang mengatur sikap tergesa-gesaan. Bagian ini terdapat dalam sistem limbik yang memilki reseptor efineprin (hormon semangat). Produksi hormon efineprin yang berlebihan akan meraih seorang menjadi pribadi kurang perhitungan dan cenderung tergesa-gesa dalam mengambil keputusan.
Keempat, dari aspek adab kesopanan dan spiritual
Makan dengan tergesa-gesa lebih dekat kepada mudharat, lupa membaca doa, risiko bibir dan lidah tergigit menjadi lebih besar, makanan kurang ternikmati, dan tidak nyaman dipandang mata. []