Bagaimana Makhluk Hidup Bisa Memfosil?“Atau suatu makhluk dari makhluk yang tidak mungkin (hidup) menurut pikiranmu. Maka mereka akan bertanya: Siapa yang akan menghidupkan kami kembali? Katakanlah: Yang telah menciptakan kamu pada kali yang pertama” Lalu mereka akan menggeleng-gelengkan kepala mereka kepadamu dan berkata: Kapan itu (akan terjadi)? Katakanlah: “Mudah-mudahan waktu berbangkit itu dekat,” (QS. Al-Isra: 51).
AYAT di atas adalah gambaran untuk mayat orang-orang yang membatu lalu berubah menjadi besi (memfosil). Jaringan hidup tidak dipertahankan selama jutaan tahun. Itulah mengapa kita saat ini hanya bisa melihat hal-hal yang hidup lama di masa lalu, begitu mereka telah menjadi fosil.
Setelah mereka mati, makhluk hidup dapat bertahan selama bertahun-tahun oleh prosess ‘fosilisasi,’ oleh tubuh mereka yang berubah menjadi batu di bawah tanah. Kata “Fosil” berarti menyangkal “Makhluk hidup untuk hancur,” yaitu dengan mengubahnya menjadi batu.
Besi yang berada di dalam tubuh tidak akan rusak karena memfosil. Manusia perlu mengonsumsi rata-rata 10-15 miligram besi per hari agar sehat. Setiap kelebihan zat besi yang dikonsumsi akan disimpan di hati. Selain itu, protein transferin dalam plasma darah juga mengandung sejumlah zat besi.
Penelitian juga menunjukkan adanya “pirit” atau senyawa besi dan sulfur (FeS2) dalam fosil. Pirit mineral besi sangat mudah terbentuk saat terjadi degradasi zat organik. Oleh karena itu, umumnya ditemukan di dalam fosil kerang karena bisa bereaksi dengan oksigen dan air.
Kata-kata “debu yang hancur” dalam ayat ini mungkin merupakan referensi untuk “degradasi pirit,” yang menyebabkan fragmentasi dan kolapsnya fosil saat pirit bereaksi dengan air dan oksigen. Allah SWT telah mengetahui kebenarannya.
Fakta lain yang berhasil ditemukan baru-baru ini adalah bahwa materi terus-menerus mencari tempat yang paling stabil. Karena itu, jika diberi waktu yang cukup, maka semua materi akhirnya akan berubah menjadi besi. Besi adalah keadaan nuklir yang paling stabil, dan model kosmologis memprediksi tahap di mana semuanya akan berubah menjadi besi akibat reaksi fusi nuklir dan reaksi fisi nuklir.
Dalam bukunya ‘In Search of Schrodinger’s Cat: The Quantum Physics And Reality,’ astrofisikawan John Gribbon menggambarkan bagaimana besi adalah keadaan materi yang paling diinginkan dan bagaimana semua materi di alam semesta ingin berubah menjadi besi.
Wahyu di dalam Al-Qur’an menyebutkan bahwa manusia bisa membatu dan berubah menjadi besi adalah fakta yang kini telah dikonfirmasi secara ilmiah. Dengan cara yang sama bahwa tidak ada penelitian arkeologi, paleontologis, geologi atau astronomi yang dimungkinkan ketika Al Qur’an diturunkan, juga tidak mungkin untuk mengidentifikasi unsur-unsur yang menggunakan miskroskop elektron.
Berdasarkan berbagai temuan yang ada, peristiwa yang diungkap dalam Surat Al-Isra ayat 51 di atas sekali lagi menegaskan bahwa Al Qur’an adalah teks ilahi. []
SUMBER: MIRACLESOFTHEQURAN