Oleh: Suja Holifah
UPTIQ Jakarta – sujaholifah@gmail.com
قَالَ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ صَابِرًا وَلا أَعْصِي لَكَ أَمْرًا (69) قَالَ فَإِنِ اتَّبَعْتَنِي فَلا تَسْأَلْنِي عَنْ شَيْءٍ حَتَّى أُحْدِثَ لَكَ مِنْهُ ذِكْرًا (70)
Dia (Musa) berkata, “InsyaAllah engkau akan mendapatiku sebagai orang yang sabar dan aku tidak akan menentangmu dalam urusan apa pun.(69) Dia berkata, “Jika engkau mengikutiku, janganlah engkau menanyakan kepadaku tentang apa pun sampai aku menerangkannya kepadamu. (70).
Ayat sebelumnya mengulas permintaan Nabi Musa untuk diberikan pengajaran.
Makna InsyaAllah: Yang Dimaksud Nabi Musa
Dalam konteks tersebut, Nabi Musa tidak mengatakan, “Apa yang kau ketahui, wahai hamba Allah,” karena dia sangat menyadari bahwa semua pengetahuan berasal dari satu sumber, yaitu Allah Yang Maha Mengetahui. Walaupun Nabi Musa tidak menyebutkan nama Allah sebagai sumber pengajaran dalam ucapannya, hal tersebut dianggap sebagai kebenaran yang diyakini oleh orang-orang beriman ” (Tafsir Al-Misbah, 2002, hal. 98).
BACA JUGA: Pelajaran Penting Ucapan “InsyaAllah”dari Kisah 3 Nabi
Menurut Fakhruddin Al-Razi, Nabi Musa AS mengatakan, “Engkau akan mendapati saya, jika Allah menghendaki, sabar dan tidak akan melanggar perintahmu.” Pernyataan ini mengandung beberapa permasalahan. Salah satunya adalah para penentang menggunakan ayat ini untuk mempertanyakan ketidakbersalahan para nabi. Mereka berargumen bahwa dalam kisah bersama Khidir, Musa AS pernah berkata, “Sesungguhnya, engkau tidak akan dapat bersabar bersamaku” (Tafsir Al-Kabir, 2009, hal. 153).
Menurut Wahbah al-Zuhaily, sementara Musa berkata, “Engkau akan mendapati saya, jika Allah menghendaki, sabar terhadap apa yang kamu lihat dari urusanmu, dan saya tidak akan menentangmu dalam hal apapun” (Tafsir Al-Munir, juz 15, 1418 H, hal. 323).
Makna InsyaAllah: Kehendak Allah
Nabi Musa AS tidak langsung mengklaim kesabaran, melainkan mengaitkannya dengan kehendak Allah SWT. Dengan menyebut nama Allah SWT, penggunaan kata “insya Allah” bukan hanya sebagai adab yang diajarkan oleh semua agama untuk menghadapi masa depan, tetapi juga sebagai doa untuk meminta pertolongan Allah SWT.
Apalagi dalam konteks belajar, terutama dalam memahami dan mengamalkan hal-hal yang bersifat batiniah atau tasawuf, ini menjadi lebih penting bagi seseorang yang sudah memiliki pengetahuan, karena pengetahuan tersebut mungkin tidak selaras dengan sikap atau ajaran guru yang dimilikinya.
Hal yang paling dibutuhkan oleh seorang penuntut ilmu ketika bersama gurunya adalah kesabaran dalam menuntut ilmu dan meninggikan adab terhadap gurunya.
BACA JUGA: 4 Kriteria Wanita yang InsyaAllah Masuk Surga
Tidak semua keputusan dan tindakan Allah dapat dipahami sepenuhnya oleh akal manusia. Terkadang, apa yang tampak buruk atau tidak masuk akal bagi kita dapat memiliki hikmah yang lebih dalam yang hanya Allah yang mengetahuinya. Ini menegaskan pentingnya tawakal dan kepercayaan kepada Allah bahkan ketika kita tidak sepenuhnya memahami rencana-Nya.
Makna InsyaAllah: Pelajaran
Kisah ini memberikan pandangan dan ajaran yang relevan dalam menavigasi kompleksitas kehidupan kontemporer. Ia mengingatkan kita akan nilai-nilai seperti kesabaran, tawakal, dan saling menghormati, yang merupakan fondasi untuk membangun hubungan yang baik dan mencapai kemajuan yang berkelanjutan dalam masyarakat yang beragam dan dinamis seperti saat ini. []
Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter.