MAKNA tauhid dalam kehidupan merupakan sebuah landasan agama yang senantiasa harus selalu dipegang teguh oleh setiap muslim.
Arti tauhid itu sendiri adalah meyakini bahwa Allah SWT itu ada dengan berbagai macam sifat-sifat agungnya.
Allah SWT merupakan Tuhan yang Maha Esa yang tunggal, tidak beranak juga tidak diperanakan.
Makna ini perlu diketahui dan dipahami oleh pemeluk agama Islam, sebab tauhid itu sendiri merupakan landasan utama dari setiap ajaran yang disampaikan oleh Rasulullah ﷺ.
Seperti yang dikatakan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin: “Makna ini tidak tepat kevuali diikuti dengan penafian. Yaitu penafikan segala sesuatu selain yang kita jadikan satu saja, kemudian baru menetapkannya.” (Syarh Tsalatsatil Ushul, 39)
Allah SWT berfirman:
“Dan kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu melainkan kami wahyukan kepadanya, “Bahwasanya tidak ada sesembahan (yang berhak disembah) Malainkan Aku, maka sembahlah Aku.” (QS. Al-Anbiya’:25)
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
“Maka hendaklah yang pertama kali engkau serukan kepada mereka adalah agar mereka mentauhidkan Allah.” (HR. Bukhari)
Sebuah tauhid tidak hanya untuk diyakini, melainkan tauhid juga harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seorang hamba yang muslim.
BACA JUGA: Pentingnya Mempelajari Tauhid bagi Seorang Muslim
Berikut merupakan tiga makna tauhid dalam kehidupan yang penting untuk diketahui oleh setiap umat muslim.
1. Makna Tauhid dalam kehidupan: Dapat Membebaskan Manusia dari kepercayaan yang Palsu
Salah satu diantara makna tauhid dalam kehidupan adalah dibebaskan kehidupannya dari belenggu kepercayaan yang palsu.
Manusia yang dirinya berpegang teguh pada agama Islam, Allah SWT akan menolong manusia tersebut dari belenggu kepercayaan palsu atau salah. Allah SWT berfirman:
“Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kami bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah SWT kepadamu ketika kamu dahulu bermusuhan, lalu Allah SWT mempersatukan hatimu sehingga dengan karuni-Nya kamu menjadi bersaudara. (Ingatlah pula ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyellamatkan kamu dari sana. Demikianlah Allah SWT menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.” (QS. Ali-Imran: 103)
Hadirnya Tauhid dalam diri seseorang akan membuat dirinya lebih kuat berpegang teguh pada kepercayaan bahwa agama Islamlah yang paling benar.
Seperti firman-Nya dalam Alquran:
“Tuhan yang menguasai langit dan bumi dan apa-apa yang ada diantara keduanya, maka sembahlah dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan dia (yang patut disembah)?.” (QS.Maryam:65)
2. Makna Tauhid dalam kehidupan: Teguh dalam Pembebasan Diri
Makna tauhid selanjutnya adalah teguh dalam pembebasan diri. Maksudnya seseorang yang telah faham akan tauhid, ia telah mengetahui dengan penuh kepercayaan dan kesadaran hawasanya Allah lah sebenar-benarnya yang patut disembah.
Seseorang yang telah mengerti makna tauhid, tidak ada lagi keraguan dalam dirinya untuk menyembah Allah SWT. Dan tidak akan percaya dengan cekokan ajaran yang salah, karena keteguhan telah kuat tertanam pada dirinya.
Mereka yang memiliki tauhid dan telah tertanam pada hatinya tentu akan menyadari bahwa tidak ada lagi tuhan selain Allah SWT yang patut disembah.
Allah SWT berfirman:
“Tidak ada sesuatupun yang menyerupai Allah, Sesungguhnya Dia Maha mendengar lagi Maha melihat.” (QS. Asy Syura: 11)
BACA JUGA: Makna Syahadat
3. Makna Tauhid dalam kehidupan: Persamaan Harkat dan Martabat Manusia
Makna tauhid dalam kehidupan yang terakhir merupakan adanya persamaan harkat dan martabat manusia.
Seorang hamba yang sudah paham mengenai makna tauhid, ia akan selalu menyadari keberadaan Allah SWT dan ia pula akan selalu menyadari bahwa Allah SWT telah menciptakan manusia dengan drajat yang sama, namun hanya tingkatan Iman yang membedakannya.
Dalam tingkatan iman inilah, manusia akan mampu menjadi makhluk dengan derajat yang paling tinggi, juga sebaliknya manusia juga bisa menjadi makhluk dengan derajat yang paling rendah.
Itu semua merupakan kadar keimanan mereka masing-masing. Jika imannya kuat dan tebal ia akan memperoleh balasan yang baik, namun sebaliknya jika imannya lemah ia akan memperoleh balasan yang buruk dari Allah SWT.
Seperti dalam firman Allah SWT:
“Tidakah sama penghuni neraka dengan penghuni Jannah; penghuni Jannah itulah merupakan orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr: 20) []
SUMBER: DALAMISLAM.COM