ALLAH SWT sangat membenci orang-orang yang bermaksiat kepada-Nya. Mengapa? Karena orang yang bermaksiat kepada Allah, berarti ia tidak menghargai adanya Allah SWT, sebagai Tuhan yang telah menciptakannya. Orang yang seperti itu cenderung melakukan sesuatu dengan merasa bahwa dirinya tidak ada yang mengawasi. Padahal jelas, bahwa Allah-lah yang selalu memperhatikan gerak geriknya selama hidup di dunia ini.
Jika kita analogikan, tentang sebab Allah membenci orang yang maksiat yaitu, jika kita adalah seorang pemimpin, tentu kita ingin dihargai dan mengeluarkan aturan yang harus ditaati oleh bawahan kita. Jikalau ada salah satu atau beberapa karyawan yang tidak megikuti aturan yang Anda buat, atau bahkan tidak mengindahkan aturan tersebut, tentu Anda akan marah besar. Hingga, akhirnya Anda akan mengambil keputusan untuk mengeluarkan orang-orang tersebut agar tidak lagi bekerja dengan Anda.
BACA JUGA: Ilmu Berpengaruh Besar dalam Membentengi Maksiat
Begitu pun dengan Allah. Allah sangat tidak suka pada orang yang melakukan maksiat kepada-Nya. Bahkan, keimanan dari orang yang melakukan maksiat itu, lama kelamaan akan berkurang. Karena orang yang melakukan maksiat itu menandakan bahwa ia memiliki keimanan yang rendah, sedangkan orang yang tidak bermaksiat kepada Allah, ia sedang berada dalam nikmatnya iman dan Islam.
Hadis riwayat Abu Hurairah RA, ia berkata, Nabi SAW bersabda, “Seorang pezina tidak akan berzina di mana ketika sedang berzina ia dalam keimanan yang prima. Dan seseornag tidak akan meminum khamar di mana ketika sedang minum-minum ia dalam keimanan yang prima. Dan seorang pencuri tidak akan mencuri di mana ketika sedang mencuri ia dalam keimanan yang prima. Dan seorang mulia yang terpandang tidak akan merampas hak orang di mana ketika sedang merampas ia dalam keimanan yang prima,” (Shahih Al-Bukhari hadis no. 2295).
Jelaslah bahwa orang yang melakukan maksiat kepada Allah, dirinya dalam keadaan iman yang lemah. Sehingga, ia mudah sekali untuk berpaling dari Allah SWT. Naudzubillah.
Oleh karena itu, kita harus bisa menjaga kondisi keimanan kita. Bagaimana caranya? Orang yang beriman akan selalu merasa bahwa dirinya diawasi. Dan Allah-lah yang mengawasi kita itu. Sehingga, ketika akan melakukan maksiat, hati dan pikiran kita akan berpikir ulang untuk melakukannya, dan kita tidak akan berani untuk melakukan hal itu.
BACA JUGA: Jika Ingin Bermaksiat, Lakukan 5 Nasihat Ini
Namun, jika kita tidak bisa menerapkan hal itu, dan kita acuh kepada Sang Khalik yang selalu memperhatikan, maka tentu kita pun akan mudah untuk melakukan maksiat. Dan hal ini merupakan tanda bahwa keimanan kita tidak dalam keadaan prima. Satu hal yang paling ditakutkan adalah ketika Allah membutakan hati kita akibat maksiat yang terus menerus dilakukan. Naudzubillah. []