MALAIKAT Izrail mencabut nyawa manusia. Pencabut nyawa dan salah satu dari empat malaikat utama selain Jibril, Mikail, dan Israfil dalam ajaran Islam. Nama Izrail tidak pernah disebut dalam Al-Quran.
Walau begitu mereka selalu disebut dengan Malak (Al-Mawt) atau Malaikat Maut yang oleh sebagian kalangan diidentikkan sebagai Izrail. Saat masih kecil, salah satu pelajaran agama yang diberikan kepada kita adalah tentang nama-nama malaikat yang wajib kita ketahui. Di antaranya adalah malaikat Izrail, malaikat yang bertugas mencabut nyawa manusia. Namun, manusia setiap harinya tidak hanya satu yang meninggal dunia saja, tempatnya pun tidak sama. Lalu, bagaimana cara malaikat Izrail mencabut nyawa-nyawa manusia? Pada dasarnya yang mematikan manusia adalah Allah Swt. Hal ini sebagaimana Allah SWT befirman:
قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي شَكٍّ مِنْ دِينِي فَلَا أَعْبُدُ الَّذِينَ تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَٰكِنْ أَعْبُدُ اللَّهَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُمْ
Hai manusia, jika kamu masih dalam keragu-raguan tentang agamaku, maka (ketahuilah) aku tidak menyembah yang kamu sembah selain Allah, tetapi aku menyembah Allah yang akan mematikan kamu. (QS. Yunus: 104)
Berdasarkan ayat tersebut, yang mematikan/mewafatkan orang itu disandarkan kepada Allah SWT. Namun, Allah SWT. menciptakan malaikat maut yakni Malaikat Izrail sebagai wakilnya untuk mencabut nyawa manusia. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT:
قُلْ يَتَوَفَّاكُمْ مَلَكُ الْمَوْتِ الَّذِي وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ
Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan. (QS. As-Sajdah: 11).
Lalu setelah Allah SWT. menciptakan malaikat maut sebagai wakilnya untuk mencabut nyawa manusia. Allah SWT. juga menciptakan pasukan-pasukannya yang terdiri atas para malaikat lainnya sebagai pembantu bagi malaikat maut untuk mencabut nyawa. Beriku ini sebagaimana firman Allah SWT:
حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُونَ
Sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya. (QS. Al-An’am: 61).
BACA JUGA:Keberadaan Roh setelah Kematian
Malaikat Izrail mencabut nyawa: Pasukan membantu malaikat
Kata rasulnya/malaikat-malaikat kami oleh Imam Al-Qurthubi di dalam tafsirnya diartikan dengan a’wanul malak atau pasukan-pasukan pembantu malaikat. Berkaitan dengan malaikat maut itu memiliki pasukan untuk mencabut nyawa. Imam Abdurrazzaq dan imam Ahmad di dalam kitab Az-Zuhd, Imam Ibnu Jarir, Ibnul Mundzir, dan Abu Syaikh di dalam kitab Al-Udzamah serta Imam Abu Nuaim di dalam kitab Hilyatul Auliya’nya telah meriwayatkan dari Muhajid yang pernah mengatakan:
جعلت الأرض لملك الموت مثل الطست يتناول من حيث شاء، وجعل له أعوان يتوفون الأنفس ثم يقبضها منهم”.
Bumi itu telah dijadikan untuk malaikat maut seperti bejana besar yang ia akan ambil kapanpun ia mau. Dan telah dijadikan baginya pasukan-pasukan pembantu untuk mematikan jiwa-jiwa kemudian mereka mencabutnya dari mereka.
Imam Ibnu Jarir dan Abus Syaikh juga meriwayatkan dari Ar-Rabi’ bin Anas yang pernah ditanya tentang malaikat maut. Apakah ia sendirian ketika mencabut nyawa? Beliau menjawab:
هو الذي يلي أمر الأرواح، وله أعوان على ذلك، غير أن ملك الموت هو الرئيس، وكل خطوة منه من المشرق إلى المغرب
Malaikat Izrail mencabut nyawa: Malaikat maut memiliki kuasa masalah nyawa
Dia malaikat maut adalah yang memiliki kuasa masalah nyawa-nyawa. Dan ia memiliki pasukan-pasukan dalam hal itu. Hanya saja malaikat maut itu sebagai pemimpinnya, setiap satu langkahnya itu (seperti) dari arah timur ke barat.
Tidak ada yang lebih baik dibandingkan menyambut kepedihan sakaratul maut dengan terus tegap di atas iman. Kita tak pernah lagi tahu kapankah sakaratul maut itu akan bertamu. Kepedihan apa yang akan menghadap.
BACA JUGA: Beribadah Sepanjang Waktu, Berhenti Ibadah Ketika Ajal Menjelang
Seorang mukmin sejati hakikatnya adalah mereka yang bahagia dengan perjuampaan dengan Allah SWT. Rasulullah ﷺ bersabda: “Siapa saja yang menyukai perjuampaan dengan Allah, niscaya Allah menyukai perjuampaan dengannya, dan siapa saja yang tidak menyukai perjuampaan dengan Allah, niscaya Allah tidak menyukai perjumpaan dengannya.”
Lalu, para sahabat berkata, “Kami semua tidak menyukai kematian.” Beliau Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya orang mukmin jika dilapangkan baginya sesuatu, niscaya ia akan menyukai perjumpaan dengan Allah dan Allah akan menyukai perjumpaan dengannya.” (HR Bukhari Muslim). []
SUMBER: REPUBLIKA