MUHAMMAD Baqir namanya. Kegemarannya menelaah kitab-kitab ulama menjadikan pribadinya luar biasa. Rajin belajar, menghafal, dan membaca. Ia sangat mencintai ilmu. Dengan kecintaannya ini pula ia menjadi ulama besar pada masanya.
Suatu hari ia menikah dengan wanita shalihah nan jelita. Wajahnya memancarkan rona bahagia. Hatinya berbunga-bunga. Taburan bunga rindu, kemesraaan, dan kasih sayang saling berpadu menjadi satu.
Malam ini adalah malam pertama yang akan dilaluinya bersama istri tercinta. “Malam ini engkau milikku dan aku milikmu.”
Sore pun tiba…
Ternyata ia merasa lelah luar biasa. Kelelahan setelah beberapa saat yang lalu melayani tamu-tamu yang datang. Satu persatu mereka mengucapkan selamat dan membisikan doa keberkahan untuk pengantin baru.
Barakallahu Laka
Wa Baraka’alaika
Wa Jama’a Bainakumma Fi Khair.
Ya, ia merasa lelah setelah seharian beraktivitas dalam syukuran pernikahannya. Karena itu, ia ingin segera masuk kamar dan istirahat. Ingin segera melepas penat, bercanda ria dengan istri tercinta. Oh, sungguh bahagia.
Dengan bismillah..
Muhammad Baqir memantapkan hati menuju kamar istrinya. Di sana sang istri pasti sedang menanti dengan debaran labirin hati, memadu rindu yang kian menggebu, dan merenda cinta di relung kalbu.
Sunggingan senyum bahagia terukir dibibirnya, ”Istriku.”
Semakin tak sabar ia ingin segera bermesra dengan istrinya. Ketika berada di ambang pintu kamar, ia berhenti seketika. Ia urungkan niat untuk menemui istrinya saat ini.
Ada apa?
Ternyata di kamar, sang istri masih dikerumuni oleh teman-temannya yang berkunjung ke rumahnya. Ia merubah arah langkahnya menuju kamar lainnya, lalu membaca kitab sambil menunggu teman-teman istrinya pulang.
Ia menelusuri huruf demi huruf, kata demi kata, dan kalimat demi kalimat. Satu lembar terlewati, lembar berikutnya dilahap. Satu sub beres dibaca, sub berikutnya dibaca lagi. Terus begitu. Membaca dan membaca. Asyik dalam pengembaraan yang demikian memesona. Sampai akhirnya terdengar seruan dari masjid dekat rumahnya.
Allahu akbar!
Allahu akbar!
… … …
Hayya ‘alasshalah..
Hayya ‘allal falah..
Adzan Shubuh berkumandang. Astaghfirullahal ‘adzim. Ia segera melangkah menuju kamar istrinya, matanya menangkap sosok bidadari yang tengah terlelap dalam tidurnya. Anggun bak seorang putri. Istriku! Ah, apa mau dikata waktu shubuh telah tiba.
Masyaallah…
Karena teramat cintanya pada ilmu, sehingga malam pengantin pun terlewati. Selama membaca ia tak menyadari bahwa waktu terus bergulir.
Ketika teman-teman istrinya pulang, ia tak menyadarinya. Pun ketika sang istri menanti dengan penuh harap dan cinta, ia hanyut dalam bacaannya.
Begitulah kecintaan para ulama terhadap ilmu, mereka menggalinya melalui membaca dengan semangat luar biasa.
Tentu kita tidak harus sama persis seperti pengalaman Muhammad Baqir, tapi kisah ini menjadi inspirasi untuk menggenjot semangat diri. Bahwa membaca merupakan urusan yang penting dalam rangka menimba ilmu.
Iqra Bismirabbikaladzi Khalak. []