RAMADHAN, bulan yang agung akan segera berlalu. Pergi secepat itu. Padahal, Rasanya baru kemarin kami menyambut kedatangannya.
Betapa diri-diri ini sungguh berharap Ramadhan bisa lebih lama. Memberikan kesempatan untuk memperbaiki diri lebih baik lagi. Betapa ingin menepati janji-janji yang belum lagi tertunaikan. Salah dan dosa yang masih menumpuk. Juga akhlak-akhlak yang belum diluruskan.
Ramadhan yang penuh dengan kebaikan.
Betapa beruntungnya jika kami diberi kesempatan berjumpa denganmu lagi. Bulan dimana pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup. Setan-setan dibelenggu.
Dan, pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhirnya terdapat waktu terbaik yang terbatas. Sekali saja dalam setahun. Semalam saja dalam setahun.
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan,” (Al-Qadar /97 :3)
Ramadhan, kesempatan emas yang diberikan Allah Ta’ala untuk penghapusan dosa dan kesalahan akan segera berakhir.
Semoga puasa di Ramadhan ini, menumbuhkan pohon yang berbuah ketakwaan dalam hati-hati kami. Mengokohkan keteguhan diri di atas jalan ketaatan kepada Allah Ta’ala. Dihalau dari lorong-lorong kebinasaan dan maksiat.
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena keimanan dan berharap pahala, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lampau” (Riwayat Al-Bukhari dan Muslim).
“Ya Allah, selamatkanlah aku agar bisa berjumpa dengan Ramadhan, selamatkanlah aku agar berhasil menjalani Ramadhan, dan terimalah amalku,” (Hiyatul Auliya, juz 1 hlm. 420). []
Makassar