SUATU malam Malik bin Dinar berwudhu setelah isya, kemudian bangkit menuju mihrabnya.
Dengan memegang jenggotnya sambal tersedu-sedu ia berdoa, “Ya Allah, haramkan janggut Malik ini atas neraka. Ya Allah engkau mengetahui siapa penghuni surga dan neraka, lalu Malik termasuk yang mana? Mana di antara dua tempat itu yang dihuni oleh Malik?”
BACA JUGA: Krisis di Zaman Umar Bin Khattab
Malik bin Dinar terus menerus mengatakan seperti itu hingga terbit fajar.
Di lain waktu, Malik bin Dinar pernah terbangun pada malam hari untuk melakukan shalat malam sebagaimana biasanya.
Tiba-tiba ia tertidur dan bermimpi bertemu dengan seorang gadis cantik yang membawa secarik kertas. Dia bertanya kepadaku, “Apakah kamu bisa membaca?”
“Ya,” Jawabku.
Ia pun menyodorkan secarik kertas itu kepadaku, dan ternyata tertulis bait-bait syair seperti berikut. Apakah kenikmatan dan angan-angan membuatmu lalai dari bidadari berkulit putih nan lembut di surga.
BACA JUGA: Imam Ahmad dan Tukang Roti
Di surga engkau hidup kekal dan takkan pernah mati. Di surga ada gadis-gadis cantik jelita.
Bangunlah dari tidurmu, karena ada yang lebih baik daripada tidur, yaitu shalat tahajud dengan membaca Al-Quran. [ ]