Langit senja, matahari mulai kembali ke peraduan di ufuk barat. Suara klakson kendaraan terdengar saling bersahutan di balik sorot lampu malam. Macet. Wajah-wajah mulai gelisah dan mengeluh seakan diburu waktu.
“Euh! Kapan atuh perbaikan jalannya selesai? Bosan macet terus…” begitu gerutu seorang yang duduk di bangku angkutan kota.
“Sabar, Sabar…” seseorang lainnya menyahut.
“Sabar, sabar! Kesel tauk!” ucapnya bernada tinggi.
BACA JUGA: Sabar tak Ada Batasnya
Aku dan seorang kakak tingkatku saling menoleh. Kaget dengan ungkapannya barusan. Kami akhirnya memutuskan turun dari kendaraan. Berjalan kaki agar bisa cepat sampai ke rumah yang tidak jauh dari lokasi macet.
“Orang itu kayaknya gak sadar ya, kalau ucapannya nyinggung orang lain…” ujarku.
“Sudahlah jangan dipikirkan,” jawabnya halus.
“Eh tapi, Kak, aku mau tanya, kalau kita menyinggung hati orang lain tapi kita gak tahu bahwa kita telah menyinggung, dosa gak ya? Kadang kan kita suka asal bercanda dengan mengejek temen.”
“Wallahu a’lam… Semuanya kan tergantung niat, kadang kalau niatnya baik untuk menghibur hati orang lain bisa jadi gak papa. Hukum itu kan berlaku bagi yang tahu. Tapi sekali lagi, Wallahu a’lam karena Allah SWT yang maha kuasa dan maha tahu hati manusia kan…”
“Tapi, Kak… kalau kita berada di posisi yang tersakiti apa yang harus dilakukan? Apa harus kita bilang kalau dia salah karena menyakiti hati kita? Apa kita harus menasihatinya, Kak?”
“Pikirkan baik-baik, kalau dirasa malah jadi pertengkaran dan banyak mudharatnya lebih baik jangan. Lebih baik kita bersabar aja.”
“Kenapa ya, sabar itu mudah diucap tapi serasa sukar untuk dijalani?” ucapku sambil terus berjalan.
Ia menoleh. Terdiam sejenak, mungkin maksudnya sedang mencari jawaban atas pertanyaanku. “Mungkin kita belum paham bahwa orang sabar itu akan beruntung!” jawabnya.
BACA JUGA: Kantong Kue di Bandara
Aku menyipitkan mata tanda ingin ia memperjelas pernyataannya.
“Kakak pernah mendengar dan membaca sebuah kata mutiara, Man Shobaru Zhafira. Siapa yang bersabar akan beruntung. Bukankah Innallaha Maashabirin? Dengan bersabar kamu akan mendapat pahala dari Allah SWT. Belum pahala jika kamu berhusnudzan kepada temanmu itu. Apa lagi jika kamu bisa mengambil pelajaran dari apa yang terjadi. Pelajaran bahwa kita harus lebih menjaga lisan kita untuk tidak menyakiti orang lain. Dan yang paling utama adalah kita bisa mendapatkan rasa sayang dari Allah SWT,” jelasnya.
Aku termangut-mangut.
“Banyak sekali bukan keberuntungan yang kamu dapatkan hanya dengan bersabar. Ingat Man Shobaru Zhafira, Siapa yang bersabar akan beruntung!”
Langit malam, menggantungkan sebuah kata “Man Shabaru Zafira.” Senyum ibunda menyapa. Alhamdulillah, akhirnya tiba di rumah. []