ANDA tentu telah memahami bahwasanya jika seseorang telah mengalami mimpi basah atau berhubungan suami istri, maka ia wajib mandi. Ya, sebab, dirinya dalam keadaan junub. Dan keadaan seperti itu sama halnya ia tidak suci. Maka, ia tidak bisa shalat kecuali sesudah mandi junub.
Hanya saja, ada di antara kita yang mengalami luka dalam bagian tertentu. Sedang, luka tersebut tidak boleh terkena air.
Akibatnya, ia tidak bisa membasahi anggota tubuh yang luka ketika mandi. Padahal, ketika mandi junub anggota tubuh haruslah dibasahi semuanya. Lantas, bagaimana Islam memandang hal ini?
BACA JUGA: Cara Mandi Junub Bagaimana sih?
Dalam konsultasisyariah.com dielaskan bahwa terdapat kaidah dalam Al-Quran, “Bertakwalah kepada Allah semampu kalian,” (QS. At-Taghabun: 16).
Ayat ini yang menjadi dasar bahwa dalam menjalankan perintah, manusia harus melakukannya semampunya. Selama dia masih bisa melakukan yang asal, maka dia tidak boleh melakukan penggantinya. Termasuk saat mandi junub.
Karena itu, bagi orang yang junub, masih memungkinkan untuk mandi, namun ada bagian anggota badannya yang sakit, sehingga tidak boleh kena air, orang ini harus tetap mandi. Hanya saja, di bagian yang sakit, boleh tidak terkena air.
Dalam Fatwa Lajnah Daimah ada pertanyaan, “Dua hari setelah operasi saya mimpi basah. Dan saya khawatir jika saya mandi ini akan membahayakan anggota badanku. Meskipun aku belum tanya ke dokter, apakah akan membahayakan diriku ataukah tidak. Lalu saya wudhu dan setelah itu tayamum. Benarkah yang saya lakukan?”
BACA JUGA: Mandi Junub, Tak Wajib Pakai Shampo Lho!
Jawaban dari Lajnah Daimah, “Anda tidak mandi, membasahi seluruh badan Anda setelah mimpi basah, hukumnya tidak boleh. Wajib bagi Anda untuk mandi, jauhkan air di bagian yang baru saja dioperasi, yang Anda khawatirkan akan membahayakan jika kena air,” (Fatwa Lajnah Daimah, no. 11115).
https://www.youtube.com/watch?v=62Im7KJpAs4&t=12s
Maka, dapat kita ketahui bahwasanya mandi junub tetap harus dilakukan. Hanya saja, pada bagian tubuh tertentu yang mengalami luka tidak mengapa tidak dibasahi air. Selagi diketahui akan terjadi masalah serius jika terkena air. Wallahu ‘alam. []
Ketika Mandi Junub, Ini Hal yang Wajib Anda Lakukan
KEBERSIHAN sebagian daripada iman. Demikian kalimat yang mungkin tidak asing lagi di telinga kita. Nah, kata itu menjadi cambukan bagi kita, sebagai orang yang beriman agar senantiasa menjaga kebersihan. Salah satu yang paling utama ialah menjaga kebersihan diri.
Salah satu tindakan yang dapat kita lakukan untuk membersihkan diri, tentunya dengan mandi. Dan perintah mandi ini menjadi wajib bagi kita yang sedang mengalami hadas besar. Seperti halnya sesudah berhenti dari haid, berhubungan badan antara lelaki dan perempuan maupun orang yang baru saja masuk Islam.
BACA JUGA: Tata Cara Mandi Junub Pakai Debu kalau Tidak Ada Air oleh Ustadz Abdul Somad
Ketika mandi pun ada hal-hal yang harus kita perhatikan. Sebab, mandi dalam hal ini bukanlah mandi seperti biasanya. Ada kewajiban yang harus kita tunaikan ketika mandi. Apa sajakah itu?
1. Niat, yaitu keinginan hati untuk menghilangkan hadats besar dengan mandi. Sebab, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya seluruh amal perbuatan itu harus dengan niat, dan setiap orang itu tergantung pada niatnya,” (Diriwayatkan Al-Bukhari).
2. Menyiramkan air ke seluruh tubuh dengan menggosok bagian-bagian yang bisa digosok, dan menyiramkan air ke bagian-bagian yang tidak bisa digosok hingga seorang Muslim yakin bahwa air telah mengenai seluruh tubuhnya.
BACA JUGA: Mandi Junub Wajib Memakai Sabun?
3. Mengalirkan air ke jari-jari dan rambut (rambut kepalanya, dan lain sebagainya). Dan mencermati tempat-tempat yang tidak terkena air, seperti tali pusar dan lain sebagainya. []
Referensi: Ensiklopedi Muslim Minhajul Muslim/Karya: Abu Bakr Jabir Al-Jazairi/Penerbit: Darul Falah