WASHINGTON—Mantan bos intelejen Amerika Serikat (CIA) John Brennan, menyebut Presiden AS Donald Trump sebagai pemecah belah rakyat Amerika yang bisa memicu kekerasan di berbagai jalan.
Brennan menganggap Presiden AS pengganti Barack Obama itu sebagai sosok pengkhianat ketika dia gagal mendukung posisi komunitas intelijen AS terkait dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu Amerika tahun 2016.
BACA JUGA: New York Times Desak Trump Stop Sebut Media sebagai ‘Musuh Rakyat’
Dalam sebuah wawancara dengan pembawa acara Bill Maher, John Brennan mengatakan bahwa Presiden Trump berusaha memecah belah populasi AS. Jika terus dibiarkan, dia khawatir negaranya akan dilanda kerusuhan.
“Saya benar-benar khawatir bahwa ketika dia terus bermain ke markasnya, dia semakin memecah kami, dan saya benar-benar khawatir ini bisa meluber ke jalan-jalan,” katanya Brennan.
Dia pun menyerukan orang-orang di Gedung Putih, di Kabinet dan di Kongres untuk mencegah situasi agar tidak semakin memburuk, “Dan bertindak sebelum ada bencana nyata.”
Baru-baru ini, Trump mencabut izin keamanan untuk Brennan dan menggambarkan mantan bos CIA itu sebagai sosok pembohong.
BACA JUGA: Dituding Kerjasama dengan Rusia saat Pemilu, Trump: Itu Tipuan Besar
“Brennan baru-baru ini memanfaatkan statusnya sebagai mantan pejabat tinggi dengan akses ke informasi yang sangat sensitif untuk membuat serangkaian tuduhan tak berdasar dan keterlaluan, semburan liar di internet dan televisi tentang administrasi ini,” kata Trump.
Hubungan antara Presiden Donald Trump dan mantan direktur CIA itu diketahui telah memburuk setelah Brennan menganggap sang presiden sebagai pengkhianat Amerika Serikat (AS). []
SUMBER: PRESS TV