JAKARTA—Mantan narapidana kasus terorisme Haris mengatakan, bahwa saat ini Indonesia bukanlah wilayah perang. Sehingga saat ini umat Islam tidak perlu melakukan jihad perang.
“Indonesia adalah wilayah damai, bukan wilayah perang. Yang harus dilancarkan di Indonesia adalah dakwah, perang pemikiran. Bukan teror atau perang fisik,” ungkap Haris saat menjadi narasumber diskusi The Newsmaker Forum bertajuk “Mengurai Benang Kusut Terorisme” yang diselenggarakan di kawasan Juanda, Jakarta Pusat, Sabtu (19/5/2018).
Dijelaskan Haris, pelaku-pelaku teror mengatasnamakan Islam adalah mereka yang memiliki sikap ekstrem berlebih-lebihan atau ghuluw dalam beragama.
“Jadi tidak tepat kalau ini dikatakan radikal. Radikal itu maknanya baik. Mereka itu terjangkit pemahaman Khawarij, lebih tepatnya ekstrem, ghuluw fiddin berlebih-lebihan di dalam memahami agama. Begitu sangat kerasnya memegang prinsip, sehingga orang-orang muslim di luar mereka tidak dianggap keislamannya,” ungkap Haris.
Haris menerangkan, sikap ghuluw ini kemudian semakin berkembang setelah deklarasi ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) di Suriah.
Seperti diketahui, ledakan sejumlah bom di Surabaya pada 13 dan 14 Mei 2108 lalu terjadi di tiga gereja di Surabaya yaitu Gereja Pantekosta, GKI Dipogenoro, dan Gereja Santa Maria dan yang terakhir serangan di Mapolda Riau Rabu (16/05/2018). []
Reporter: Rhio