BERLIN—Niels Hagel, 41, seorang perawat di Jerman mengakui bahwa dirinya telah membunuh sebanyak 100 pasien. Menurut penyidik, para pasien yang diketahui berasal dari dua rumah sakit di Jerman utara itu dibunuh, dengan menggunakan dosis obat mematikan yang mengakibatkan jantungnya berhenti.
Motif pembunuhan tersebut, menurut para jaksa, adalah untuk membuat rekan-rekannya terkesan dengan upayanya menyadarkan kembali pasien-pasien itu. Namun ternyata para pasien itu tak bangun kembali.
Sebelumnya, Hãgel sendiri telah menjalani hukuman seumur hidup terkait pembunuhan terhadap enam orang pasien di rumah sakit tempatnya bekerja.
BACA JUGA: Intelijen Inggris telah Mengetahui Rencana Pembunuhan Khashoggi
Namun di persidangan, Hãgel mengakui pula telah membunuh sebanyak 36 pasien di Oldenburg dan 64 pasien di dekat Delmenhorst antara tahun 1999 dan 2005.
Ketika ditanya hakim di pengadilan Oldenburg, apakah tuduhan terhadap dirinya tersebut benar. Hãgel yang kini berumur 41 tahun itu mengaku `kurang lebih` benar semuanya.
Sidang yang diawali dengan mengheningkan cipta selama satu menit untuk menghormati para korban itu, diperkirakan akan berlangsung hingga Mei 2019 mendatang.
Persidangan digelar pasca pihak berwenang melakukan tes toksikologi selama bertahun-tahun dengan menggali 130 jenazah korban pembantaian.
Para penyidik meyakini Hãgel mungkin saja telah membunuh lebih banyak dari jumlah yang disebutkan. Namun korban-korban itu telah dikremasi.
Christian Marbach, salah seorang juru bicara keluargapara korban, mengatakan peristiwa itu adalah skandal mantan perawat yang diizinkan untuk membunuh dengan impunitas selama bertahun-tahun tanpa ada tindakan dari pihak terkait.
“Kami berjuang selama empat tahun agar persidangan bisa dilakukan dan berharapp Hãgel dijatuhi hukuman atas kasus 100 pembunuhan lainnya,” kata Marbach dimana kakeknya juga dibunuh oleh Hãgel.
“Saya berharap ia akan dinyatakan bersalah atas setiap perbuatannya, supaya para keluarga korban akhirnya menemukan kepastian,” ujar Petra Klein, yang mengorganisir sebuah kelompok untuk membantu para keluarga korban.
Hãgel ditangkap pertama kali pada 2005 saat menyuntikkan obat yang tidak diresepkan kepada seorang pasien di Delmenhorst. Pada 2008 ia dipenjara selama tujuh tahun terkait percobaan pembunuhan.
BACA JUGA: WHO: Polusi Udara Membunuh 600 Ribu Anak Tiap Tahun
Medio 2014 hingga 2015, dalam persidangan kedua Hãgel dinyatakan bersalah atas dua pembunuhan dan dua percobaan pembunuhan dan ia diganjar hukuman maksimum.
Ia mengatakan “sepenuhnya meminta maaf” dan berharap keluarga korban akan menemukan kedamaian. Ia menuturkan keputusan untuk melakukan kejahatannya itu `relatif spontan`.
Namun, selama persidangan ia mengaku kepada seorang psikiater bahwa ia telah membunuh hingga 30 orang.
Para penyidik kemudian mengembangkan penyelidikan, mereka menggali kubur 130 mantan pasien dan mencari bukti obat yang dapat memicu serangan jantung. Mereka juga meneliti catatan di rumah sakit tempat ia bekerja.
Catatan yang ada di rumah sakit Oldenburg menunjukkan tingkat kematian dan resusitasi naik dua kali lipat saat giliran Hãgel berjaga, lapor media Jerman. []
SUMBER: BBC