KABUL — Mantan presiden Afghanistan Sibghatullah Mujadidi meninggal dunia pada Selasa (12/2/2019) dalam usia 93 tahun. Mujadidi merupakan presiden pertama Afghanistan sejak negara itu berhasil menjatuhkan pemerintah komunis yang didukung Uni Soviet.
Sharif Yusufi, mantan juru bicara Mujadidi mengatakan, orang yang pernah berkuasa di Afganistan tersebut meninggal dunia pada Selasa (12/2/2019) malam waktu setempat di Kabul.
BACA JUGA: Masjid Indonesia di Afganistan
Selama Uni Soviet menginvasi Afghanistan, Mujadidi memimpin pasukan gerilya yang paling kecil dan paling moderat. Kala itu, dia memimpin mantan presiden Afghanistan lainnya Hamid Karzai. Selama 10 tahun perlawanannya, dia didukung Amerika Serikat.
Sejak pemerintah komunis hancur, Mujadidi menjadi presiden sementara selama dua bulan. Ia digantikan Burhanuddin Rabbani yang menjadi presiden selama empat bulan tapi tetap berkuasa untuk berperang melawan Taliban sampai 1996.
Dilansir dari Afghan-bios.info, selama Taliban berkuasa Mujadidi tinggal di Pakistan. Setelah Taliban digulingkan pada 2001 ia kembali ke Afghanistan.
BACA JUGA: Ibu Negara Afganistan Kagumi Kemajuan Perempuan Indonesia
Mujadidi dikenal sebagai cendekiawan Muslim yang dihargai dan produktif. Ia mengadvokasi kemerdekaan Afghanistan sejak awal 1950-an. Mujadidi menyelesaikan studinya di Universitas Al-Azhar, Kairo. Lalu pulang ke Afghanistan untuk mengajar di SMA dan universitas.
Mujadidi sempat ditahan dari 1959 sampai 1964 karena dituduh terlibat dalam percobaan pembunuhan perdana menteri Uni Soviet Nikita Khrushchev. Ia juga aktif terlibat dalam unjuk rasa anti-Soviet di Kabul pada 1970. []
SUMBER: AFGAN-BIOS