RATU Balqis dari negeri Saba hendak berkunjung ke istana Nabi Sulaiman. Sebelum sampai ke istananya, Sulaiman ingin menunjukkan kepada Balqis bahwa dirinya adalah seorang nabi yang diutus oleh Allah Swt, dilimpahi nikmat dan kekuasaan yang sangat besar. Tiada lain tujuannya agar Ratu Negeri Saba itu beriman pada-Nya.
Dari atas singasananya yang megah, Sulaiman bertanya, “Wahai pembesar-pembesarku, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang sebagai orang-orang yang berserah diri?”
BACA JUGA: Kisah Nabi Sulaiman dan Pria yang Coba Menghindari Kematian
Tawaran ini diterima oleh salah seorang di antara mereka, seorang yang sakti mandraguna, cerdik, dan kuat. Penuh percaya diri ia berkata, “Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu sebelum engkau berdiri dari tempat dudukmu. Sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya.”
Semua orang kagum, sungguh menakjubkan kesaktian orang ini. Mampu memindahkan singgasana Ratu Balqis dalam waktu yang sangat singkat, yakni sebelum Sulaiman berdiri dari duduknya. Padahal jarak antara kerajaan Balqis dan Sulaiman terbentang sangat jauh. Istana Ratu Balqis di Saba (Yaman) dan Istana Sulaiman di Palestina.
Siapakah dia?
Ialah seseorang dari golongan Jin Ifrit.
Lalu salah seorang menteri Sulaiman dengan santun berkata, “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.”
Wow… Ini lebih hebat lagi, bisa memindahkan singgasana dalam waktu yang jauh lebih singkat. Luar biasa. Siapakah dia? Ialah salah seorang dari golongan manusia. Seorang lelaki shalih dan dikaruniai ilmu oleh Allah SWT, menurut riwayat orang tersebut bernama Ashif ibnu Barkhiya.
Ashif pun berdoa mohon pertolongan Allah untuk memindahkan singgasana Ratu Balqis ke hadapannya. Dengan sekejap mata singgasana tersebut ada di istana kerajaan Nabi Sulaiman yang mulia. Semua orang takjub, termasuk Sulaiman.
Namun ketakjuban ini tak menyebabkannya sombong dan angkuh, melainkan keyakinan Sulaiman semakin matap kepada Rabbnya.
“Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencobaku,” ujar Sulaiman, “Apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang ingkar maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.”
Dari sepenggal episode ini, kita mengetahui bahwa jin tidak lebih pintar dari manusia. Terbukti dari kemampuan memindahkan singgasana, manusia lebih hebat dan berilmu.
BACA JUGA: Minta Pertolongan dan Keselamatan kepada Jin, Apa Hukumnya?
Oleh karena itu, tak perlu minta bantuan atau bekerjasama dengan jin untuk keperluan tertentu. Tak perlu pergi ke dukun guna memanggil dan minta bantuan jin agar nilai ulangan bagus, agar naik kelas, lulus ujian nasional, masuk perguruan tinggi favorit, lolos tes kerja di perusahaan ternama, dimudahkan jodoh, digampangkan rizki, naik pangkat dan sebaginya. Tidak perlu kita melakukan ritual mengundang jin untuk memperoleh semua itu. Cukuplan Allah sebagai penolong.
Terakhir, sungguh indah doa Nabi Sulaiman ini…
“Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi.” (QS. Shaad [38]: 35). []