SENIN awal pekan ini dibuka dengan sebuah kabar duka dari teman masa SMA, Agus Riyadi. Waktu sekolah, ga kenal malah, namun cukup akrab dalam 20 tahun belakangan ini. Agus diberikan ujian oleh Allah: ayah beliau, usia 84 tahun, dipanggil Allah SWT. Innalillahi.
25 hari lalu, ayah beliau jatuh dari kursi. Kepala duluan. Benturan yang keras membuat otaknya terganggu, dan stroke yang sudah cukup lama mengendap, menemukan cara untuk menyumbat semua perintah pada semua anggota tubuh.
Berhari-hari bermalam-malam, Agus Riyadi bersama kakak dan adik-adiknya bergantian mengurus sang ayah.
Selain ayah, ibu juga masih ada, yang juga sepuh, yang juga membutuhkan penjagaan.
BACA JUGA:Â Â Merasa Seperti
Di sisi lain, saya dalam hati berujar, betapa beruntungnya kawan saya ini; di usianya yang nyaris sama dengan saya, masih diberikan waktu mendampingi ayah dan ibu, sesuatu yang luar biasa berharga. Yang nggak semua orang mendapatkan keistimewaan tersebut.
Ayah Agus Riyadi menghadap Allah pada pukul 23.00 saat final Argentina menghadapi Prancis. Gemuruh di keluarga Agus Riyadi, adalah kehilangan setelah 25 hari yang panjang, jauh dan samar-samar.
Saat takziyah, saya mengobrol dengan Agus, betapa bukan hanya mengurus orangtua saja, tapi juga kakak yang diberikan ujian.
BACA JUGA:Â Ongkos Angkot
Dari sejak pertama kenal, saya selalu menganggap Agus orang yang kalem, tidak sangat berlebih, namun cukup.
Namun ternyata, di balik ketenangannya, ada badai kehidupan yang besar.
Itulah, tak ada manusia yang baik-baik saja di dunia ini. Semua menghadapi ujiannya masing-masing. Apapun itu bentuknya. []