Oleh: Ustaz Miftahudin
MANUSIA diciptakan oleh Allah hanya sebagai hamba, Seperti yang difirmankan Allah dalam surah az-Zariyat ayat 56 yang berbunyi, “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Desain manusia adalah makhluk pengabdi. Kita disiapkan Allah menjadi hamba. Adanya agama atau tidak, kata dia, manusia akan selalu mempunyai potensi untuk mengabdi kepada Pencipta. Itu sebabnya, dalam Islam, seseorang yang beragama tidak ada kaitannya de ngan kewajiban, tapi lebih kepa da kebutuhan. Kisah perjalanan Nabi Ibrahim dapat diajadikan rujukan tentang kebutuhan mengabdi kepada Pencipta.
BACA JUGA: Ibadah, Kenapa Kudu Ikhlas?
Dalam pencariannya, Nabi Ibrahim pernah memercayai Tuhan selain Allah hingga akhirnya ia pun meyakini tentang keberadaan Allah. Bicara ketuhanan, kita bicara fitrah kebutuhan. Maka, tanpa ada harta atau tidak ada, sejatinya disiapkan Allah sebagai makhluk kehausan mengabdi.
Alasan lainnya mengapa umat Islam harus beribadah kepada Allah, yaitu untuk mendapatkan kesuksesan, yaitu ketakwaan. Tak wa, kata Ustaz Miftahudin merupakan sebuah proses yang harus dijalani oleh seseorang. Itu sebabnya, takwa tidak akan pernah ada akhirnya, sehingga menuntut manusia selalu beribadah kepada Allah. Bertakwa agar manusia mendapatkan keun tungan hingga akhirat nanti.
Ibadah merupakan proses panjang yang menjadikan kita mampu memahami dalam kehidupan kita, sehingga menjadi modal, memiliki kemampuan, disukseskan Allah, tapi bukan semata ada tidaknya materi.
BACA JUGA: Beribadah Bukan Musiman
Ibadah harus dibarengi oleh kemauan yang kuat, yaitu dengan mengikhlaskan diri sepenuhnya kepada Allah.
Melaksanakan ibadah juga harus memiliki tujuan sukses dunia dan akhirat. Sukses di dunia yang dimaksud adalah segala amal perbuatannya baik dan bermanfaat untuk orang lain. Beruntunglah ka lau ibadah Anda melahirkan kebaikan. Itu ibadah luar biasa. Ibadah memang harus ada maunya. []