BEGITULAH Rasululah SAW bersabda seperti yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. Bukankah rasa malu itu akan menghalangimu dari segala sesuatu yang membuat tidak ridhanya sang
Khaliq dan makhluknya. Bukankah rasa malu akan menghalangimu dari melakukan perbuatan haram dan mungkar. Bukankah rasa malu itu akan menjaga dari segala sesuatu vang dianggap buruk oleh akal dan ia mencintai perasaan yang tinggi?
Rasulullah SAW bersabda, “Rasa malu itu sehagian dari iman, dan iman itu di dalam surga. Perkatan kotor itu dari kejahatan, dan kejahatan itu dari neraka” (HR at-Tirmidzi)
BACA JUGA: Muslimah, Masihkah Kamu Miliki Rasa Malu?
Ka’ab berkata, “Malulah Kepada Allah SWT daam keadaan sunyi sebagaimana kalian malu dalam keadaan terang-terangan. Apakah kita merasa malu dalam kesunyian sebagaimana kita malu melakukan dalam keadaan terang-terangan? Apakah kita merasa diawasi oleh Allah SWT dalam keadaan sepi seperti kita takut dengan omongan orang jika kita salah di hadapan banyak orang? Salah seorang berkata, “Barangsiapa berbuat dalam keadaan sepi, tetapi ia malu berbuat dalam keadaan terang-terangan maka tidak ada nilai pada dirinya. Apakah kita akan menerima sesuatu
vang tidak bernilai di sisi Allah SWT dan di mata manusia?
Syair berkata,
Jika engkau tak takut akibat di kemudian hari. Dan tidak malu, maka lakukanlah segala hal yang engkau kehendaki.
Demi Allah, tiada kebaikan dalam kehidupan di dunia. Bila lenyap rasa malu.
Manusia hidup dalam kebaikan selama ia merasa malu.
Ada beberapa hal yang kamu tidak boleh malu melakukannya. lakukanlah dengan bijaksana dan adab. Tiga hal yang kita tidak boleh malu melakukannya adalah berikut.
1. Thalabul ilmi (menuntut ilmu). Jangan malu bertanya. Bertanyalah! Orang yang malu bertanya tidak akan mendapatkan ilmu selama-lamanya.
2. Jagan malu ketika badan sakit. Ketika kamu mendapat cobaan dari Allah SWT berupa penyakit kulit, jangan menyerah dengan keadaan atau mengasingkan diri dari orang.
3. Jangan malu karena keluarga dekat dengan fakir. Jangan malu untuk mengatakan ini anak pamanku atau ini anak bibiku.
Malunya seorang manusia kepada Tuhannya terlihat dengan ia tidak bermaksiat, tidak malas untuk menaati-Nya. Rasulullah SAW bersabda,
“Siapa yang malu terhadap Allah dengan sebenarnya, hendaklah menjaga kepala dan kandungannya (apa yang dibaca, dilihat, dan dipikirannya) sera menjaga perut dan isinya (dari diisi dengan benda haram dan syubhat). Dan ingatlah kepada kematian dan ujian. Dan, barangsiapa yang menginginkan hari akhirat (kejayaan di hari akhirat) hendaklah meninggalkan kenikmatan kehidupan dunia. Barangsiapa yang melakukan perkara tersebut maka ia telah malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya.”
BACA JUGA: Jadilah Wanita yang Memiliki Rasa Malu
Termasuk rasa malu jika kamu melihat banyaknya nikmat Allah SWT kepadamu, tetapi kamu lalai menunaikan hak Allah SWT. Barangsiapa yang malu kepada Allah SWT, lalu ia menaati-Nya dan tidak
mengkhianati-Nya, Allah SWT malu kepadanya ketika diperlihatkan amal-amalnya pada hari Kebangkitan dan hari Kiamat. Diriwayatkan ketika Zulaikha ingin menggoda Yusuf, ia tutup wajah patung di sudut rumah. Yusuf berkata, Apa yang Baginda Ratu lakukan?” Zulaikha menjawab, “Aku malu dengannya.” Yusuf berkata, “Aku lebih pantas untuk malu kepada Allah SWT.” []
REFERENSI: Bermalam di Surga/Karya: Dr. Hasan Syam Basya/Penerbit: Gema Insani/Tahun: 2015