Oleh: Ustadz Kemas Mahmud Al-Hanif
Trainer Motivasi dan Penulis Buku “Agar Usia Tak Sekedar Angka”
Bismillahirrohmaanirrohiim…
Assalaamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh…
WAKTU teramat berharga untuk disepelekan, karena tak sesederhana kata yang terucap. Ia diam seribu bahasa, sampai- sampai manusia seringkali tidak menyadari kehadiran dan melupakan nilainya, walaupun segala sesuatu, selain penciptanya, tidak akan mampu melepaskan diri darinya.
“Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang- orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat-menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat-menasehati dalam kesabaran.” (QS. Al-‘Ashr : 1-3).
Waktu terus berjalan tanpa mau menunggu sedetik pun. Tanpa sadar, kita sudah dibawanya pada sebuah penyesalan bila tidak bersungguh – sungguh memanfaatkannya.
Waktu ibarat pulsa pada HP, bayangkan apabila Anda memiliki pulsa Rp. 48.000,- setiap paginya, dan masa aktif pulsa itu akan habis pada malam harinya. Tentunya kita akan menggunakannya dengan semaksimal mungkin , dengan menelepon, sms kepada kerabat-kerabat dan lain sebagainya. Karena jika tidak, rugilah kita. Pulsa itu akan hangus terbuang percuma.
BACA JUGA: Sengaja Tinggalkan Shalat 5 Waktu, Ini Ancamannya
Pada hakikatnya semua manusia diberi modal waktu untuk hidup, yaitu umur yang telah ditetapkan baginya. Modal itu setiap hari, jam, menit dan detiknya berkurang. Sebuah hal yang mesti kita renungkan agar kita tidak mendapatkan kerugian nantinya.
Tidak terbit fajar suatu hari, kecuali dia berseru,”Putra-putri Adam, aku waktu, aku ciptaan baru, yang menjadi saksi usahamu. gunakanlah aku karena aku tidak akan kembali lagi pada hari kiamat.” (Kitab Syuruth An-Nahdah).
Kita hidup dalam tiga waktu, pertama hari kemarin. Kita tak bisa mengubah apapun yang telah terjadi, tak bisa menarik perkataaan yang telah terucapkan, tak mungkin lagi menghapus kesalahan dan mengulang kegembiraan yang kita rasakan kemarin.
Kedua, hari esok. Hingga mentari esok terbit, kita tak tahu apa yang akan terjadi, kita tak bisa melakukan apa-apa esok hari, kita tak bisa melihat sedih atau ceria esok hari.
Yang ketiga adalah hari ini. Pintu hari kemarin telah tertutup. Pintu hari esokpun belum tentu terbuka. Maka buatlah yang terbaik hari ini. Kita dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini, bila mampu memaafkan hari kemarin dan melepaskan kekuatan esok hari. Hiduplah hari ini, karena yang ada adalah hari ini. Perlakukanlah setiap orang dengan kebaikan hati dan rasa hormat, meski mereka berlaku buruk pada kita. Cintailah seseorang sepenuh hati hari ini, karena mungkin besok cerita sudah berganti. Ingatlah bahwa kita menunjukan penghargaan pada orang lain, bukan karena siapa mereka, tetapi siapakah diri kita.
BACA JUGA: 7 Waktu Mustajabnya Doa
Jadi jangan biarkan masa lalu mengekang atau membuat bingung. Lakukan yang terbaik HARI INI dan lakukan sekarang juga.
“Kenyataan hari ini adalah kumpulan perbuatan masa lalu,
dan mimpi- mimpi kita esok hari adalah kenyataan yang kita lakukan hari ini.”
Semoga bermanfaat. Sahabat fillah, tetap istiqomah dan semangat menjalani hari-harimu.