SEPERTI kita ketahui jika Fir’aun dan iblis adalah dua makhluk yang durhaka kepada Allah SWT. Iblis adalah tokoh yang akan terus menggoda manusia menuju kesesatan, sedangkan firaun adalah manusia yang dilaknat Allah SWT karena mengaku sebagai tuhan.
Fir’aun dan iblis merupakan contoh dua makhluk terburuk karena durhaka kepada Allah SWT. Namun, ternyata ada sosok yang lebih buruk dari keduanya yaitu, orang yang tidak mau memaafkan kesalahan orang lain.
Kata maaf sangat lumrah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Bagi sebagian orang memaafkan bukan perkara yang mudah dilakukan. Tapi, bukan berarti kita tidak boleh memberi maaf pada orang lain.
BACA JUGA: 2 Taubat yang Terlambat
Hal ini tertulis dalam kitab an-Nawâdir karya Syekh Syihabuddin Ahmad ibn Salamah al-Mishri al-Qulyubi asy-Syafi‘i. Dikisahkan, suatu kali Iblis mendatangi Fir’aun dan berkata, “Apakah kau mengenaliku?”
“Ya,” sahut Fir’aun.
“Kau telah mengalahkanku dalam satu hal.”
“Apa itu?” tanya Fir’aun penasaran.
“Kelancanganmu mendaku sebagai tuhan. Sungguh, aku lebih tua darimu, juga lebih berpengetahuan dan lebih kuat ketimbang dirimu. Tapi aku tidak berani melakukannya.”
“Kau benar. Tapi aku akan bertobat,” kata Fira’un.
“Jangan buru-buru begitu,” bujuk Iblis la’natullah ‘alaih, “Penduduk Mesir sudah menerimamu sebagai tuhan. Jika kau bertobat, mereka akan meninggalkanmu, merangkul musuh-musuhmu, dan menghancurkan kekuasaanmu, hingga kau tesungkur dalam kehinaan.”
BACA JUGA: Ketika Fir’aun Ketahui Keimanan Asiyah
“Kau benar,” jawab Fir’aun, “Tapi, apakah kau tahu siapa penghuni muka bumi ini yang lebih buruk daripada kita berdua?”
Kata Iblis, “Ya. Orang yang tidak mau menerima permintaan maaf orang lain. Ia lebih buruk dariku dan darimu.”
Memang, perkara memaafkan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Terlebih jika kesalahan yang dibuat demikian menyakitkannya hingga menjadi luka yang teramat pedih. Namun hal itu bukan alasan untuk seseorang tidak memaafkan kesalahan orang lain. Karena Allah SWT akan membalas maaf yang kita berikan dengan sesuatu yang lebih istimewa.
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang didatangi saudaranya yang hendak meminta maaf ,hendaklah memaafkannya,apakah ia berada dipihak yang benar ataukah yang salah, apabila tidak melakukan hal tersebut (memaafkan), niscaya tidak akan mendatangi telagaku (di akhirat) (HR Al-Hakim)
“Barangsiapa memaafkan saat dia mampu membalas maka Allah memberinya maaf pada hari kesulitan (HR Ath-Thabrani)
BACA JUGA: Meneliti Mumi Fir’aun, Maurice Masuk Islam
“Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu? Dan Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang”. (QS An-Nuur :22).[]
SUMBER: INSPIRADATA