ALLAH SWT telah menciptakan manusia dengan segala kelebihan dan kekuatannya tentu dengan keterbatasan dan kelemahannya. Inilah mengapa kita memerlukan pertolongan Allah SWT. Kita harus memahami keterbatasan dan kelemahan ini agar kita menyadari akan kelemahan kita dan mampu mengatasi kelemahannya tersebut dan menjadikanya kemuliaan.
Sebagai makhluk, manusia lemah, manusia diciptakan dengan keterbatasan fisik dan akal. Fisik manusia tidak akan mampu menggerakkan alam semesta ini dengan tenaganya, bahkan juga akal manusia dengan berbagai hasil teknologinya. Manusia sangat lemah dihadapan Allah sehingga diperlukan untuk meminta bantuan dan pertolongan Allah SWT.
“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.” (QS. An Nisa: 28)
BACA JUGA: Lemah Lembut saat Jual Beli, Sunnah Lho!
Kelemahan manusia lainnya ialah bodoh. Seperti apa yang difirmankan Allah, “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,” (QS. Ahzab: 72)
Memikul amanat itu memerlukan ilmu dan pengamalan yang konsisten sehingga tidak mengkhianati amanat tersebut. Apabila manusia berilmu dan mampu mengamalkannya dengan istiqamah maka terlepas dari kezaliman dan kebodohan.
Oleh karena keterbatasan-keterbatasan tersebut, manusia meskipun memiliki berbagai kemuliaan, masih memerlukan pertolongan Allah. Sungguh aneh jika ada manusia yang merasa bahwa ada urusan yang tidak memerlukan Allah, dengan kata lain tidak sejalan dengan apa yang digariskan oleh Allah. Padahal manusia itu lemah dan bodoh.
BACA JUGA: Melemahnya Muslim karena Alquran Semakin Ditinggalkan
Sebagai makhluk lemah dan bodoh, sudah sewajarnya jika kita selalu meminta pentunjuk kepada Allah dan menjalankan semua petunjuk yang telah ada, yang telah tercantum dalam Al Quran dan dicontohkan oleh Rasul-Nya. Sungguh sombong manusia yang tidak memerlukan petunjuk-Nya atau mereka-rekanya sesuai dengan pikirannya sendiri.
“Apakah kamu mengira akan masuk surga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat.” (QS. Albaqarah: 214). []
SUMBER: MOTIVASI ISLAMI