“Andainya maut mau menghindar dari orang perkasa niscaya ia akan membiarkan Hudlair ketika ini menutupkan pintunya Ia hanya akan berkeliling, sampai malam datang menjelma Lalu mengambil tempat duduk dan berdendang dengan asyiknya”.
SAAT Mush’ab membacakan ayat-ayat al-Quran dan menjelaskan seruan Agama yang baru ia kenal dan Nabi Muhammad diperintahkan untuk menyampaikan dan mengibarkan benderanya. Orang-orang yang menghadiri majlis ini sama mengatakan: “Demi Allah sebelum mengucapkannya telah terlihat pada wajah Usaid bin Hudhair sikap keislamannya. Kita mengenalnya pada cahaya muka dan sikap lunaknya.”
Belum lagi selesai Mush’ab dengan pembicaraannya, Usaid bin Hudhair pun berseru dengan amat terkesan, “Alangkah baiknya kata-kata ini dan alangkah indahnya! Apa yang kalian lakukan bila kalian hendak masuk Agama ini?’
BACA JUGA: Izinkan Aku menjadi Sahabat Jannahmu
Jawab Mush’ab, “Anda bersihkan badan, pakaian, dan ucapkan syahadat yang haq, kemudian anda shalat!”
Sesungguhnya kepribadian Usaid, benar-benar kepribadian yang lurus, kuat dan murni, begitu ia mengenal jalannya, ia tidak ragu-ragu lagi maju melangkah menyambutnya dengan kebulatan hati. Usaid tegak berdiri untuk menerima agama yang telah membuka pintu hatinya dan menyinari dasar jiwanya, lalu ia mandi dan membersihkan diri, kemudian sujud kepada Allah Tuhan semesta alam, menyatakan keislamannya dan menyampaikan perpisahan kepada masa-masa kemusyrikan dan jahiliyah.
Kewajiban Usaid bin Hudhair sekarang ini ialah segera kembali kepada Sa’ad bin Mu’adz, untuk menyampaikan laporan dari tugas yang dibebankan kepadanya semula. Yaitu untuk mengancam Mush’ab bin Umeir dan mengusirnya.
BACA JUGA: Fakta Hijrah Nabi dan Sahabat, Bukan hanya Berpindah Tempat
Maka ia pun kembali kepada Sa’ad. Belum lagi Usaid sampai ke dekat mereka, Sa’ad mengatakan kepada orang-orang sekelilingnya: “Aku bersumpah, sungguh Usaid telah datang sekarang ini, tetapi dengan air muka yang berlainan dari sewaktu ia pergi tadi!
”Benar, ia pergi dengan muka yang masam berkerut dengan rasa amarah dan permusuhan, dan kembali dengan wajah yang diliputi rahmat dan nur, sakinah kedamaian!” []
Sumber: Karasteristik Perihidup 60 Sahabat Rasulullah/ Penulis: Khalid Muh. Khalid/ Penerbit: Cv. Diponegoro Bandung