Oleh: Ariij Rizqi
ariijazhari@gmail.com
SIAPA yang menyangka, pada awal tahun 2020, negara kita Indonesia bahkan dunia benar-benar dikejutkan oleh kemunculan virus covid 19. Virus ini mengubah kondisi kehidupan dan perekonomian dunia. Sampai saat ini virus tersebut masih menghantui hampir seluruh penduduk bumi.
Wabah virus Corona alias Covid-19 berdampak pada banyak sektor kehidupan. Bahkan pengaruh besar begitu teraasa di lapisan masyarakat bawah seperti kepada para pedagang kaki lima.
Para pedagang ini merugi karena pembeli sangat jarang bahkan tak ada. Apalagi gerakan#DiRumahAja demi mencegah penyebaran virus menggerus perekonomian pada pedagang makanan yang notabenenya menggantungkan biaya hidup sehari-harinya lewat berjualan.
Saya mempunyai teman asal Parung, Kaupaten Bogor, berjualan sarapan dan jajanan anak-anak, namanya Beni. Beni mengakui, usahanya benar-benra terpengaruh oleh adanya virus ini. Ia mengalami kerugian yang luar biasa karena karena mengurangnya jumlah pembeli. Bahkan omset perharinya bisa turun sampai 50%.
“Semenjak adanya virus corona bikin dagangan kurang pembeli, seminggu ini pendapatan turun hampir 50%, sekarang cuma bisa pasrah aja dah, mau gimana lagi,” katanya bercerita kepada saya.
“Yang biasanya pembeli orang yang ingin berangkat kerja dan sekolah, tapi sekarang kan pada libur, jadi yang beli cuma orang yang lewat aja, sedikit banget,” ujarnya lagi.
“Sekarang tinggal muter otak lagi gimana bisa bertahan hidup. Cuma bisa sabar aja, dan sampai saat ini belum dapat bantuan juga ni dari pemerintah, jualan udah 3 tahun baru sekarang ngalamin krisis parah kaya gini.”
Ia berharap supaya orang kaya yang baik hati bisa menyisihkan sedikit hartanya untuk orang kecil. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word