LONDON-“Penindasan dan intervensi oleh militer Myanmar terhadap Muslim Rohingya telah meningkat karena masyarakat internasional tetap diam.” Kata-kata tersebut terdengar pada acara di Parlemen Inggris, Selasa (31/11/2017).
Dilansir Anadolu Agency, pertemuan yang diselenggarakan oleh Union of the European Turkey Democrats (UETD) di Parlemen Inggris salah satunya membahas isu Rohingya.
Mark Farmaner, direktur Kampanye Burma Inggris, dalam acara tersebut mengatakan, ribuan anak kehilangan nyawa mereka karena adanya batasan pemberian bantuan ke Negara Bagian Rakhine.
“Ribuan orang yang tinggal di kamp-kamp kumuh, hampir tidak memiliki akses terhadap perawatan kesehatan. Di mana hal ini menjadi contoh bahwa ada beberapa insiden mengerikan yang terjadi selama genosida yang dilakukan Myanmar terhadap Muslim Rohingya sejak 25 Agustus,” ucap Farmaner.
Atas tragedi ini, Farmaner menggarisbawahi bahwa mayoritas umat Buddha menindas kelompok minoritas lainnya selama beberapa dekade.
Dan ia juga mengatakan, situasi yang terjadi di Myanmar saat ini adalah kegagalan sistemasis masyarakat internasional untuk melindungi Muslim Rohingya.