KELAHIRANNYA begitu dinantikan oleh ayah dan bundanya. Dan oleh kedua orangtuanya itu, dia diserahkan kepada Nabi Allah Zakaria as untuk berkhidmat di Baitul Maqdis.
Beranjak remaja, tak sekalipun ia pernah bertemu laki-laki, apalagi hingga bergaul bebas. Dialah Maryam binti Imran. Waktunya dihiasi dengan rajin beribadah. Dan terkait keperluannya, Allah mencukupinya.
BACA JUGA:Â Â Kisah Maryam Binti Imran hingga Diasuh Nabi Zakaria
Dari rahimnya yang suci, lahirlah seorang pembawa risalah. Selama masa kehamilannya itu, ia sama sekali tak mengizinkan pikiran buruk terhadap Sang Rabbi yang memberikannya kehamilan tanpa melangsungkan pernikahan.
Hari-harinya, kenyang dengan caci maki. Namun, ia tetap bermunajat pada Allah.
Hingga waktu itu tiba, ia melahirkan seorang diri. Menyedihkan bagi siapa pun yang melihatnya. Ditambah bukan ucapan selamat yang ia dapat, melainkan makian yang bertubi-tubi.
BACA JUGA:Â Â Orang yang Membawa Syariat Isa bin Maryam
Sungguh, dialah wanita yang menghabiskan waktunya bersama Allah. Menjadi seorang perempuan suci yang melahirkan seorang penerus risalah suci. []
Sumber: Teladan Wanita Beriman/ Karya: Aini dan Ika/ Penerbit: Muslimah/ 2006