MEMBINA kehidupan rumah tangga bukan perkara mudah, ini terlihat ketika satu keluarga mendapati sebuah masalah dalam kehidupan rumah tangganya. Sumber dari masalah tersebut bermacam-macam, mulai dari segi ekonomi, anak, suami, istri bahkan tetangga sekalipun kerap menjadi sumber masalah dalam membina hubungan rumah tangga.
Dan akhirnya persoalan berkeluarga ini tidak menemui titik damai, lantas bagaimana agar keluarga menjadi barakah serta tidak menimbulkan fitnah di lingkungan masyarakat? Kedepankan agama dan komunikasi dalam membina hubungan rumah tangga.
BACA JUGA: Mengapa Muslimah Dianjurkan Berdiam Diri di Rumah?
Setiap orang memiliki masalah, tidak ada manusia yang tidak memiliki masalah. Yang membedakannya adalah bagaimana cara kita menyikapinya. Ada pribadi yang tenang dalam menyelesaikan masalah, ada pula yang sampai frustasi dan akhirnya nekat mengakhiri hidupnya hanya karna masalah duniawi.
Sebagai contoh, ketika belum menikah masalahnya adalah ada yang ingin menikah tapi terkendala biaya resepsi, seserahan, walimah, dan lain sebagainya. Setelah menikah kita kerap memikirkan bagaimana nanti biaya untuk kontrak rumah, keperluan setelah melahirkan, biaya sekolah anak, kebutuhan keluarga sehari-hari, dan masih banyak lagi persoalan yang tidak sedikit membuat sebuah keluarga depresi. Padahal hal-hal yang kita pikirkan di atas, belum tentu terjadi.
Masalah rumah tangga
Persoalan yang paling umum terjadi dalam sebuah rumah tangga adalah masalah ekonomi, dan kenakalan anak-anak di usia beranjak remaja. Dua hal ini yang kerap memicu pertengakaran di dalam rumah tangga, apalagi jika sudah menyangkut masalah ekonomi. Saat ini sekitar seratus juta jiwa rakyat Indonesia tergolong miskin.
Akibat dari masalah ekonomi ini tidak terbilang ringan, masalah ekonomi bisa memicu kekerasan dalam rumah tangga, baik suami dengan istri ataupun orangtua dengan anak. Selain itu tindak kriminal, perselingkuhan, dan perceraian pun menjadi akibat dari mencuatnya masalah ekonomi didalam hubungan rumah tangga.
Kenakalan anak pun dapat menjadi sebab retaknya hubungan rumah tangga, mengapa begitu? Ketika anak berusia remaja, mereka cenderung ingin mencoba sesuatu yang baru, rasa penasaran mereka bertambah, dan sifat mereka pun bisa berubah menjadi seenaknya sendiri. Anak-anak mulai mengenal internet, games, pergaulan bebas dan akhirnya itu mengganggu perkembangan anak serta membuat beban pikiran orangtua pun bertambah.
Jika dibiarkan terus seperti itu, tidak menutup kemungkinan masalah-masalah yang baru pun akan muncul ke permukaan. Disinilah peran penting orangtua yang tidak mengedepankan emosi ketika menghadapi masalah yang menimpa anak remajanya, agar masalah satu dengan yang lainnya dapat terselesaikan.
Anak dan harta adalah fitnah?
Anak dan harta dapat menjadi fitnah bagi suatu keluarga, hal ini sebagaimana yang Allah firmankan dalam beberapa ayat Al-Qur’an. Sebagai contoh, ketika orangtua memberikan sesuatu kepada anaknya sampai melanggar hukum syara’ dalam memenuhinya, maka anak tersebut dapat dikatakan fitnah bagi orangtuanya. Demikian pula dengan harta, ketika mobil yang digunakan untuk pamer dan berbangga diri, maka mobil tersebut menjadi fitnah bagi pemiliknya.
BACA JUGA: 3 Kewajiban Muslimah dalam Menjaga Diri
Lantas bagaimana caranya agar anak dan harta tidak menjadi fitnah? Maka harus dikelola dan dimanfaatkan hanya karena Allah, agar berkah serta tidak menyalahi syariat. Misalnya mobil yang kita miliki digunakan untuk mengangkut jamaah pengajian, dan rumah yang kita miliki digunakan untuk tempat pengajian, menampung anak yatim piatu dan lain sebagainya.
Maka Insya Allah harta yang kita miliki menjadi berkah dan bermanfaat bagi masyarakat di lingkungan sekitar kita. Begitu pula dengan permasalahan dalam rumah tangga, jika semuanya diserahkan kepada Allah dan kita ikhtiar untuk menyelesaikannya, Insya Allah hubungan rumah tangga dapat kembali harmonis dan bahagia dunia akhirat. []
SUMBER: MUSLIMAH