ISTRINYA bernama, Fauziah Muhamad ,38 tahun. Diserang penyakit asma sehingga menyebabkan kerusakan parah pada saraf otaknya.
Mungkin tidak semua lelaki yang bergelar suami di dunia ini sanggup melakukan pengorbanan yang dibuat oleh Abil.
Ketika dihubungi di Seremban,“saya akan selalu memegang amanah ini. Apa yang saya ucapkan sewaktu ijab kabul dulu, saya akan tunaikan sebaik mungkin,” kata Abil sang suami fauziah.
Diketahui, Pasangan Abil dan Fauziah menikah pada 13 Mei 2009 silam. Dua tahun usai pernikahan fauziah mulai terserang asma.
Abil mengisahkan, pada tanggal 22 Juni lalu, kira-kira jam 4.30 pagi, Fauziah mengalami asma yang sangat parah sehingga mengalami kesulitan bernafas. Dan ketika diantar menuju rumah sakit, istrinya sempat koma dan berhenti bernafas.
“Jantung istri saya sempat berhenti memompa oksigen ke otak lebih dari 30 menit, 93 persen otaknya sudah tak berfungsi,” ungkapnya.
“Dokter memberitahukan bahwa setelah tiga hari istri saya akan sedar, namun kenyataanya hingga hari kelima, dia masih belum sadar,” katanya.
Melihat kenyataan tersebut, Abil memutuskan untuk berhenti bekerja demi merawat istri tercinta.
“Usai hari kelima, istri saya masih belum sadar, dokter yang merawat menjalankan CT Scan dan memberitahu bahawa saraf otaknya mengalami kerusakan parah,” lanjut Abil.
Setelah dua bulan dirawat di rumah sakit, Fauziah kemudian dibawa pulang ke Seremban sementara keluarga Abil menetap di Kuala Lumpur.
Ketika ditanya mengapa tidak memilih tempat yang lebih dekat dengan keluarganya, Abil menjawab, “saya tidak mau merepotkan banyak orang untuk merawatnya.”
Tiga bulan pertama mengurus istri yang sakit parah seorang diri cukup memberi tekanan terhadap emosinya, namun setelah bergantung kepada Al-Quran, Abil akui mampu menanganinya dengan lebih tenang.
Bertahan hanya dengan uang tabungan selama kerja bertahun-tahun, sumbangan saudara dan tetangga dan bantuan Jabatan Kebajikan Masyarakat (JKM) membuat dia berhati-hati dalam pengeluaran.
“Dia tidak bisa menelan atau mengunyah, jadi saya perlu memberi makanan dalam bentuk cair seperti bubur, bijirin dan susu,” lanjutnya.
Semenjak sakit, Berat badan Fauziah menyusutdari 70 kilogram kini hanya tinggal 30 kilogram.
Menurut Abil, ujian ini ia anggap sebagai ‘hadiah’ dari Allah. Karena tidak semua orang mendapat ujian seperti apa yang ia rasakan.
“Saya sangat berharap dia bisa sembuh namun takdir berkata lain,” katanya.
Subhanaallah, seorang suami yang begitu menjunjung kalimat akad ini membuktikan bahwa ia benar-benar menjaga (istri) yang Allah titipkan dengan begitu baik sampai. Semoga kesabaran suami ini menjadi pelajaran bagi kita.
Sumber: redaksiislam