ANDAI diberi kesempatan oleh Allah untuk mengubah takdir di masa lalu, takdir apa yang ingin diubah? Allah menuliskan takdir dengan kesempurnaan dan kemuliaan-Nya, layakah diubah? Allah menuliskan takdir dengan Rahman dan Rahim-Nya, adakah pilihan yang lebih baik lagi?
Para Nabi dan Rasul serta sosok yang dikisahkan di dalam Al-Qur’an, mereka ditempa ujian yang terberat. Adakah doa mereka yang ingin merubah takdirnya? Meminta mengulangi episode kehidupannya? Yang tercatat ingin memperbaiki takdirnya hanya mereka yang durhaka kepada Allah. Seluruh takdir itu memuaskan selama beriman kepada Allah.
Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menempatkan istri dan anaknya di padang pasir yang tandus tanpa air dan kehidupan. Apakah ditolaknya? Dijalani takdir tersebut dengan ketaatan dan keridhaan. Lalu berdoa kepada Allah agar negri tersebut menjadi negri yang aman dan diberkahi. Di era Qushay bin Kilab, Mekah menjadi kota termaju di Hijaz. Sekarang, bagaimana wajah kota Mekah?
Takdir para Nabi adalah terusir dari negrinya sendiri. Allah memerintahkan Rasulullah saw hijrah ke Madinah, bukankah Allah sanggup memenangkan dan menolongnya di Mekah? Rasulullah saw mengikuti saja takdirnya. Rasulullah saw dan para Muhajirin melantunkan kerinduan pada Mekah. Ternyata kepindahannya ke Madinah membuat kekuatan Mekah lumpuh karena sumber daya ekonomi Musyrikin Quraisy terganggu. Akhirnya, Rasulullah saw menang tanpa terlalu banyak konfrontasi.
BACA JUGA:Â Â Adab Belajar dari Nabi Khaidir
Di geladak kapal, sedang terjadi pengundian siapa yang akan dilempar ke laut agar kapal tidak diterjang ombak besar. Ternyata Nabi Yunus yang harus dilemparkan. Di perut ikan paus, bagaimana sikap Nabi Yunus? Bertaubat akan tindakan kezaliman dirinya karena meninggalkan kaumnya, lalu bertasbih, mengakui kehambaan diri kepada Allah.
Tak perlu menyesali takdir. Tak perlu ada keinginan merubah takdir sekarang apalagi masa lalu. Prinsip takdir itu adalah kesudahan yang baik bagi orang yang beriman. Berdoalah untuk meraih akhir yang baik atau khusnul khatimah. Bagaimana membuahkan segala sesuatu menjadi khusnul khatimah?
BACA JUGA:Â Rahmat Allah pada Biji-Bijian Makanan Pokok
Ikuti arus gelombang takdir dengan berselancar. Menikmati takdir seperti para Nabi dan Rasul menikmati drama kehidupannya. Tunaikan kewajiban sebagai hamba Allah. Maka seluruh takdir menjadi keindahan. Semuanya akan memasuki gerbang khusnul khatimah. []