ARKANSAS –Masjid Al Salam di Fort Smith, Arkansas, menyelamatkan seorang pria yang telah melakukan vandalisme atau pengrusakan terhadap masjid tersebut dengan cara membayarkan dendanya kepada pihak berwajib. Langkah ini dimaksudkan untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik.
Pelaku bernama Abraham Davis tersebut diketahui menggambar simbol swastika dan tulisan “kembali pulang” di jendela dan pintu Masjid dengan memakai cat semprot pada Oktober 2016 lalu. Tindakan itu terekam kamera CCTV. Pria itu pun akhirnya divonis bersalah atas tuduhan vandalisme.
Dia dikenai denda sebesar USD3.200 dan harus melakukan pelayanan masyarakat. Namun karena masalah keuangan, Davis tidak mampu membayar denda itu. Maka, hukuman tersebut harus ia ganti dengan menjalani masa tahanan selama 6 tahun.
Pihak Masjid Al Salam akhirnya memutuskan membantunya dengan membayar sebagian dari denda itu (sebanyak USD1.730), sementara sisanya dibayar oleh pendonor.
Hisham Yasin, direktur sosial di masjid itu, mengatakan mereka menerima “sumbangan yang besar” untuk perbaikan masjid dari sebuah LSM setelah insiden tersebut.
“Saya mengatakan kepada dewan masjid agar kita sebaiknya membayar sisa denda Davis karena dia bagian dari kisah masjid ini dan kita harus dermawan,” jelas Yasin seperti dikutip dari Anadoulu, Selasa (2/12/2018).
Langkah ini dinilai bisa mengubah keadaan yang tadinya buruk menjadi baik.
“Kami memutuskan situasi ini bisa diubah dari hal yang buruk menjadi hal yang baik serta menunjukkan kebaikkan Islam dan komunitas kami.”
Setelah memperoleh bantuan tersebut, pelaku menyampaikan penyesalan atas tindakannya  melalui sebuah surat.
“Saya menyakiti kalian semua dan saya dihantui oleh itu. Dan bahkan setelah aksi saya, Anda masih memaafkan saya,” tulisnya.
Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) menilai aksi vandalisme atau kekerasan terhadap umat Islam di AS terjadi karena minimnya pengetahuan tentang Islam.
“Saya pikir dengan mengambil langkah ini, Masjid Al Salam mengirimkan tanda belas kasih yang bisa dipahami para pelaku,” terang direktur media CAIR Ibrahim Hooper.
Menurut laporan CAIR, jumlah kekerasan kebencian anti-Muslim di AS naik 91 persen pada pertengahan awal 2017 bila dibandingkan rentang waktu yang sama pada 2016. []