AMERIKA SERIKAT–Kerusuhan besar yang dipicu atas pembunuhan orang kulit hitam oleh polisi di Amerika Serikat (AS) kian memanas. Akibat kerusuhan ini, Gedung Putih terpaksa di-lockdown usai para demonstran pembela pria kulit hitam, George Floyd, yang marah di jalanan mulai mendekati kantor Presiden AS. Gelombang protes telah memasuki hari keempat dan terus meluas di seluruh negeri.
Di Minneapolis, para demonstran menyerang polisi. Di New York, polisi menangkapi para demonstran. Sedangkan di Ibu Kota AS; Washington DC, massa demonstran membanjiri jalan-jalan.
BACA JUGA: Warganet Kutuk Kekerasan terhadap Demonstran Muslim di India
Pejabat Dinas Rahasia (Secret Sevice) menempatkan kediaman Presiden AS dalam siaga tinggi sebagai tanggapan terhadap massa yang berkumpul di Washington DC untuk memprotes kematian George Floyd.
Pada Senin (25/5/2020) lalu, George Floyd tak bersenjata itu dituduh menggunakan uang kertas palsu. Dia diborgol dan lehernya dicekik polisi dengan lutut hingga tak bisa bernapas dan akhirnya meninggal. Video detik-detik pembunuhan terhadap Floyd viral dan memicu kemarahan publik Amerika.
Mengutip laporan USA Today, Sabtu (30/5/2020), agen Secret Service terlihat menangkap setidaknya satu demonstran di depan Gedung Putih.
BACA JUGA: Pertama dalam Sejarah, Masjid Jadi Tuan Rumah Kaukus Partai Demokrat di Iowa
Demo yang berujung dengan kerusuhan juga pecah di Atlanta, di mana para demonstran menghancurkan jendela-jendela di kantor CNN di kota tersebut.
Jurnalis NPR, Tamara Keithm menggambarkan protes keras di seberang jalan dari Gedung Putih, tempat puluhan pemrotes berkumpul untuk meneriakkan; “Saya tidak bisa bernapas!”, “Kulit hitam itu penting”, dan “Tidak ada keadilan, tidak ada kedamaian.” []
SUMBER: SINDO