MUALAF merupakan sebutan bagi orang yang baru masuk Islam. Mereka pun menjadi salah satu kelompok orang yang berhak menerima zakat.
Secara rinci, Syeikh Dr Yusuf Qardhawi menjelaskan, Mualaf adalah mereka yang diberikan harta zakat dalam rangka mendorong untuk masuk Islam, mengokohkan keislamannya, atau agar condong dan berpihak kepada Islam untuk menolak keburukan terhadap kaum Muslimin. Kemudian juga mengharapkan manfaat dan bantuan mereka dalam membela kaum Muslimin, atau agar mereka dapat menolong kaum Muslimin dari musuh. (Fiqh al Zakat, 594-598).
BACA JUGA: Bagaimana Perhitungan Zakat Profesi?
Nah, berikut ini penjelasan terkait definisi dan klasifikasi mualaf tersebut sebagaimana dikutip dari Rumah Zakat:
1 Mereka yang diharapkan masuk Islam dengan memberikan pemberian kepada mereka atau mampu mengajak kaum dan keluarganya
Imam Ahmad pernah meriwayatkan sebuah hadis sahih dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam selalu memberi setiap kali Beliau diminta.”
Lalu berkata Anas, “Suatu saat datanglah seseorang kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan meminta sesuatu. Rasulullah memerintahkan sahabat untuk memberikan kambing yang banyak dari harta zakat. Kemudian dia kembali kepada kaumnya dan berkata, ‘Wahai kaumku, masuklah kalian ke dalam Islam karena sungguh Muhammad memberikan pemberian tanpa takut miskin’.” (Nail al Authar, Al Shan’ani, jilid 4, halaman 166)
2 Mereka yang dikhawatirkan berbuat keburukan atau gangguan kepada kaum Muslimin dan dengan memberinya akan mencegah perbuatan buruknya
3 Mereka yang baru masuk Islam lalu diberikan bantuan dari harta zakat agar tetap teguh dalam keislamannya.
Imam Zuhri pernah ditanya tentang “Al Muallafah Qulubuhum” kemudian beliau menjawab, “Orang Yahudi dan Nasrani yang masuk Islam.”
4 Tokoh dan pemimpin Muslim suatu kaum yang memiliki pengaruh besar terhadap keislaman kolega-kolega mereka yang masih kafir
BACA JUGA: Bolehkah Zakat Dialokasikan untuk Dakwah?
Setiap golongan yang disebutkan itu masih berhak mendapat harta zakat manakala tujuan dan maksud dari pemberiannya belum tercapai. Namun, apabila tujuan dan maksud dari pemberian tersebut telah tercapai maka mereka tidak berhak lagi dikategorikan sebagai mualaf yang berhak mendapat harta zakat.
Mualaf yang kaya boleh mendapatkan harta zakat sebagaimana riwayat yang diterima dari Imam Zuhri ketika beliau ditanya tentang “Al Muallafah Qulubuhum”, beliau menjawab: “Mereka yang masuk Islam dari kalangan Yahudi maupun Nasrani.” Lalu beliau ditanya lagi: “Meskipun mereka kaya?” Beliau menjawab: “Ya, meskipun mereka kaya.” (Al Mushannaf, Ibnu Abi Syaibah, jilid 3, halaman 223)
Hal ini dilakukan agar mereka yang baru masuk Islam tidak merasa diabaikan atau tidak diperhatikan, kemudian agar keimanannya tetap kuat. Namun, peraturan ini tetap dikembalikan kepada negara dan pemimpin lembaga zakat. []
SUMBER: RUMAH ZAKAT