ANKARA—Melemahnya mata uang Turki, Lira, ditanggapi dengan tenang oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan. Erdogan meyakinkan rakyatnya agar tak perlu khawatir meskipun Lira jatuh, karena mereka memiliki Allah.
“Jika mereka memiliki dolar mereka, kita memiliki masyarakat, kita memiliki Allah,” kata Erdogan serperti dikutip dari CNBC, Senin (13/8/2018).
Seperti diketahui, Lira mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Lira telah jatuh ke rekor terendah mencapai 6,24 per dolar pada Jumat pekan lalu. Mata uang Turki ini anjlok hingga 66% sejak awal tahun ini.
BACA JUGA: Tanggapi UU Negara Yahudi, Erdogan: Israel Negara Paling Rasis di Dunia
Erdogan sendiri menegaskan bahwa dirinya (negaranya-red) akan mampu bertahan terhadap tekanan dari Amerika Serikat.
“Jangan lupa, jika mereka memiliki uang mereka, kita memiliki masyarakat kita, kita memiliki Allah. Kita bekerja keras. Lihatlah apa yang telah kita lakukan 16 tahun lalu dan lihat kita sekarang,” kata Erdogan.
Indeks volatilitas Lira selama tiga bulan terakhir mencapai level tertinggi sejak akhir 2008. Volatilitas itu menunjukkan pendapat pasar tentang potensi pergerakan mata uang. Jika volatilitas yang tersirat tinggi, hal-hal seperti pasar mata uang memiliki potensi untuk perubahan harga besar di kedua arah.
Gelombang penjualan pertama terjadi pada Jumat pagi setelah delegasi Turki kembali dari Amerika Serikat yang tampaknya tak membawa kabar baik soal kemajuan penahanan seorang pastor AS Andrew Brunson. Brunson dituduh Erdogan mendukung kelompok yang dituduh melakukan kudeta 2016 lalu.
BACA JUGA: Mesut Oezil Buka Suara soal Foto Bersama dengan Erdogan
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada bulan Juli bahwa AS akan menempatkan “sanksi besar” pada Turki untuk penahanan pendeta. Pada Jumat, Trump muncul untuk mendukung posisi itu dengan memposting di Twitter bahwa ia akan menggandakan tingkat tarif pada baja dan aluminium menjadi 20 persen dan 50 persen.
Apa yang dilakukan Trump ditenggarai membuat mata uang Lira anjlok terhadap dolar Amerika Serikat hingga 66 persen sejak awal tahun. []
SUMBER: CNBC