MELAKSANAKAN shalat fardhu merupakan kewajiban setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Lebih utama lagi, jika shalat fardhu tersebut dilakukan secara berjamaah di masjid. Ini sangat dianjurnya, khususnya bagi muslim (laki-laki).
Namun, dalamkehidupan sehari-hari, tidak semua orang punya kemampuan atau kebulatan tekad untuk istiqamah dalam mendirikan shalat fardhu secara berjamaah di masjid. Terkadang, ada saja halangan untuk melangkah ke masjid. Padahal, keinginan itu sudah ada dalam hati.
BACA JUGA:Â Mendapatkan Keutamaan Shalat Berjamaah
Keinginan itu tentu saja tidak akan terwujud tanpa langkah nyata berupa tindakan. Sebab, untuk istiqamah melakukan seseuatu, tentu harus dibiasakan terlebih dahulu.
Nah, bagi yang masih kesulitan untuk shalat berjamaah di masjid, berikut ini ada beberapa langkah yang bisa dipelajari untuk membiasakan diri melaksanakan shalat berjamaah di masjid.
Tahap berpikir dan perekaman
Tahap pertama ini terdiri dari beberapa langkah:
1. Mula-mula pikirkan bahwa Anda melasanakan shalat fardhu di awal waktu, berjamaah di masjid, serta mengiringinya dengan shalat rawatib.
2. Setiap datang waktu shalat, putar rekaman pikiran tersebut dan ikuti instruksinya.
3. Bayangkan bahwa kebiasaan tersebut merupakan bagian dari citra diri dan identitas Anda.
4. Buatlah komitmen. Tulis: “Mulai hari ini saya senantiasa melaksanakan shalat fardhu di awal waktu berjamaah di masjid, mendahuluinya dengan shalat tahiatul masjid serta mengiringinya dengan shalat rawatib.”
5. Mintalah dukungan dari keluarga, teman dna orang-orang disekitar Anda. Beritahu mereka bahwa Anda sedang membangun kebiasaan baik ini.
Otak Anda nantinya akan merekam dan membuka file-file sejenis pikiran itu dan menghubungkan dengan pikiran-pikiran lain yang sejenis atau yang dinilai bermanfaat baginya.
Keinginan yang kuat dalam diri Anda, Insya Allah akan menghasilkan niat kuat untuk mewujudkannya.
Tahap Pelaksanaan
berikut ini langkah-langkah pelaksanaannya:
1. Pilihlah masjid sebagai tempat Anda melaksanakan shalat berjamaah. Ini mencangkup masjid di lingkungan tempat tinggal Anda, di lingkungan kerja Anda, dan masjid persinggahan di jalan yang biasa Anda lalui.
2. Buat pola keteraturan. Misal: biasakan shalat berjamaah Maghrib, Isya, dan Subuh di masjid dekat tempat tinggal Anda. Shalat Zuhur di masjid dekat tempat kerja, dan shalat ashar mungkin di masjid persinggahan. Pola ini bisa Anda sesuaikan dengan aktivitas harian dimana Anda berada.
3. Miliki jadwal harian shalat. Ini bisa didapat dari berbagai sumber, baik dari DKM Masjid atau yang paling praktis, via aplikasi di gadget Anda.
4. Berangkat lah ke masjid pada saat yang tepat. Idealnya saat azan berkumandang, Anda sudah tiba di Masjid dalam keadaan sudah berudhu.
5. Isi perjalanan Anda menuju masjid dengan doa dan zikir. Masuki masjid dengan kaki kanan terlebih dahulu. Ambil shaf utama, kemudian laksanakan shalat tahiatul masjid dan shalat rawatib (jika ada qabliyah). Kemudian, setelah iqamah dikumandangkan, segera rapatkan shaf dan laksanakan shalat berjamaah sesuai sunah Nabi. Setelah selesai shalat, tetap duduk di tempat untuk melakukan wirid dan doa. Kemudian shalat rawatib (jika ada badiyah).
Tahap Penyimpanan
Pengalaman melaksanakan shalat sesuai tuntunan dalam dua tahap sebelumnya, akan terekam dalam otak Anda dan disimpan sebagai file. Otak nantinya akan melakukan asosiasi antara jadwal waktu dan persiapan serta pelaksanaan shalat.
Tahap Pengulangan
Setiap Anda mengulangi palaksanaan, pikiran akan semakin kuat. Hubungan antar jadwal waktu shalat dengan persiapan dan pelaksanaan juga akan semakin kuat. Setiap datang waktu shalat,otak akan mengahdirkan file shalat tersebut untuk Anda. Pengulangan berkali-kali akan menggeser penyimpanan file ke memori bawah sadar. Untuk mendapatkan hasil yang ideal, Anda cukup mengamalkan pengulangannya selama 90 hari berturut-turut. Ini Insya Allah akan menjadi cikal bakal kebiasaan.
BACA JUGA:Â Berapa Kali Lipat Sebenarnya Pahala Shalat Berjamaah?
Nantinya, pelaksanaan shalat tepat waktu tersebut, disadari atau tidak, akan tersimpan kuat di akal bawah sadar. Sehingga Anda akan merasakan pengulangan itu terjadi begitu saja, bahkan diluar kemauan Anda sendiri.
Tahap Kebiasaan
Karena pengulangan yang berkelanjutan dan tahapan-tahapan di atas dilalui, pikiran akan meyakini bahwa kebiasaan shalat yang Anda lakukan itu penting bagi Anda. Pikiran akan terbentuk untuk memperlakukan hal itu sama pentingnya seperti bernapas dan makan, atau kebiasaan lain yang mengakar kuat dalam diri Anda.
Jika sudah demikian, hal itu akan terpatri dan tidak akan mudah goyah oleh serangan dari luar. Wallahu’alam. []
Referensi: The 9 Golden Habits for Brighter Muslim/Karya: dr. H. Agus Sukaca, M.Kes/Penerbit: Bentang Pustaka/Tahun: 2014