PADA dasarnya setiap manusia itu sama. Hanya saja, memiliki sifat yang berbeda-beda. Ada yang baik dan tidak baik. Nah, jika kita ingin termasuk orang yang baik, maka kita harus bergabung dengan kumpulan orang-orang baik pula.
Masalahnya, di antara kita masih sulit membedakan mana orang baik dan tidak. Lantas, harus bagaimana?
Nah, Anda tak perlu khawatir. Kita bisa tahu kok mana orang baik dan tidak. Sebagaimana dilansir ummi-online.com bahwa ada cara bagi kita untuk mengetahui seseorang itu baik atau tidak.
Pertama, orang baik cenderung lebih banyak tersenyum. Percaya atau tidak, kebaikan seseorang bisa ditunjukkan dari cara dia tersenyum. Mengapa? Karena semakin banyak orang tersenyum, maka hawa positif akan bertebaran di sekitarnya. Selain itu, dengan tersenyum, orang akan terkesan lebih ramah dan bisa dipercaya.
Kedua, pikiran-pikiran negatif jarang menghinggapi orang baik, sedangkan orang jahat biasanya diliputi iri hati dan dengki. Orang baik akan selalu menanamkan pikiran positif dalam hidupnya. Bahkan saat dia mengalami masa-masa sulit sekalipun. Berbeda dengan orang jahat, saat kita berbicara dengannya akan banyak pikiran-pikiran atau gagasan buruk yang dia tebarkan. Bahkan dia bisa menyebar hawa iri dengki di sekitar kita.
Ketiga, lihat seberapa sering dia mengganti nomor handphone. Orang baik, jarang mengganti nomor handphonenya. Mungkin pada awalnya terdengar konyol dan main-main, tapi percayalah orang baik jarang mengganti nomor handphonenya. Mereka beranggapan jika suatu saat orang membutuhkan mereka, gonta-ganti nomor handphone menjadi petaka tersendiri. Orang akan kesulitan mencari nomor kita dan kita kehilangan satu kesempatan menolong orang.
Jika ada sebagian orang yang beralasan mengganti nomor ponsel untuk menghindari gangguan, orang baik tidak akan merasa dirugikan dengan apa pun yang orang lain lakukan padanya.
Keempat, orang baik biasanya lebih sering menyapa duluan. Orang baik tidak akan keberatan untuk menyapa semua orang, bahkan orang yang berbuat jahat padanya sekalipun. Orang baik selalu terhindar dari rasa ingin dicari dan dibutuhkan. Dia biasanya tidak membutuhkan pengakuan orang atas kinerjanya selama ini.
Kelima, orang baik tidak ingin menunjukkan dia baik. Tapi orang jahat akan membangun citra baik untuk dirinya.
Keenam, orang baik selalu pintar mengendalikan emosi.
Ketujuh, orang baik akan bercerita/membagikan hal-hal yang bermanfaat dengan tujuan memberi tahu. Bukan untuk menggiring opini publik bahwa hanya dirinyalah yang benar.
Kedelapan, orang baik selalu merapal 3 kata sakti. Yaitu maaf, tolong, dan terima kasih.
Kesembilan, orang baik tidak akan keberatan untuk mengakui kelebihan orang lain. Apalagi jika dia merasa salah. Mereka tidak akan segan-segan untuk meminta maaf dan memperbaiki kesalahannya. Berbeda dengan orang jahat yang memiliki gengsi tinggi dan menganggap dirinya benar. Alamak jangankan mengaku salah, menganggap orang lain berprestasi saja gengsinya minta ampun. Ada saja alasannya untuk menjatuhkan orang lain. []