RIYADH—Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS) untuk pertama kalinya buka suara terkait kasus kematian wartawan Jamal Khashoggi. MBS mengungkapkan bahwa kasus itu sangat menyakitkan.
“Insiden yang terjadi sangat menyakitkan, bagi semua orang Saudi. Insiden itu tidak dapat dibenarkan,” kata MBS.
BACA JUGA: Erdogan Beberkan Misteri Kematian Jamal Khashoggi
Pada konferensi investasi di Riyadh, MBS mengatakan bahwa Arab Saudi dan Turki akan bekerja sama untuk mendapatkan hasil dalam penyelidikan bersama atas pembunuhan kolumnis Washington Post itu.
MBS juga berjanji akan menyeret pembunuh Jamal Khashoggi ke pengadilan.
“Keadilan pada akhirnya akan muncul,” kata MBS.
Kendati ada kecaman sengit dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terhadap Arab Saudi terkait kasus ini, MBS menggambarkan kerja sama antara Saudi dan Turki sebagai sesuatu yang “istimewa”.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan MBS mempunyai tanggung jawab dalam operasi yang menyebabkan tewasnya Jamal Khashoggi.
“Baiklah, pangeran menjalankan hal-hal di sana lebih pada tahap ini. Dia menjalankan berbagai hal dan jika ada yang mau, itu pasti dia,” cetus Trump.
Komentar Trump menumpuk tekanan pada sekutu dekatnya itu di tengah-tengah kecaman global atas kematian jurnalis, dan datang beberapa jam sebelum penampilan Pangeran Mohammed pada konferensi investasi Saudi.
Sejumlah tokoh bisnis dan politik ternama telah menarik diri dari konferensi tentang kematian wartawan itu, seorang kritikus terkemuka penguasa de facto Arab Saudi.
Sementara itu seorang penasihat presiden Turki mengatakan bahwa tangan MBS bersimbah darah Khashoggi, bahasa paling kasar dari seseorang yang terkait dengan Erdogan.
Otoritas Saudi tidak segera menanggapi permintaan untuk komentar tentang pernyataan Trump dan penasihat Erdogan, tetapi MBS melukiskan gambaran berbeda tentang hubungan dengan Turki.
“Sekarang ada orang-orang yang mencoba mengambil keuntungan dari situasi yang menyakitkan untuk menciptakan perpecahan antara kerajaan dan Turki,” ujarnya.
BACA JUGA: Arab Saudi Akui Kematian Jamal Khashoggi Terjadi di Konsulatnya
MBS menekankan, pihak manapun tak bisa memenjadikan kasus ini untuk memecah belah Saudi dan Turki.
“Saya ingin mengirim mereka pesan bahwa mereka tidak dapat melakukan ini selama Raja Salman ada di sini, dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman berada di Arab Saudi dan pemimpin Turki, yang namanya adalah Erdogan … perpecahan ini tidak akan terjadi,” tegasnya.
Sebelumnya, Riyadh menegaskan bahwa MBS tak mengetahui soal “operasi jahat” atas kematian Khashoggi, kendati banyak pihak yang menuduhnya. Sebab, dua dari orang terduga pelaku pembunuh Khashoggi itu diketahui punya hubungan erat dengan MBS. []
SUMBER: REUTERS