TADI abis isya sempet ketiduran, tiba tiba ada telepon dari my bestie. Dia melahirkan dengan selamat putra pertamanya di usia 49 tahun setelah penantian 25 tahun.
Di tahun kedua pernikahannya, bagian rahim sebelah kirinya diangkat karena ada masalah, sementara bagian rahim yang kanan pun gak terlalu subur. Tekanan mertua yang pingin punya penerus garis keturunan akhirnya bikin dia terpaksa diduakan.
Sayangnya, si istri ke dua dengan dukungan keluarga suami pernah minta supaya istri pertamanya diceraikan dengan berbagai alasan.
Temanku memohon-mohon gak diceraikan, gak apa-apa gak dinafkahi lahir dan batin tokh dia bisa cari uang sendiri, dia cuma perlu status, supaya leluasa tanpa gunjingan status janda. Tapi ternyata akhirnya dilepas juga.
Dia depresi, terpukul, ya pada saat itu aku banyak mendengarkan tangisnya sampai akhirnya bisa kembali bangkit menjalani hari-hari.
Mantan suaminya kumaki maki. Dia mengaku sedih tapi dia anak satu-satunya, dan harus memenuhi keinginan ayahnya untuk punya keturunan. Mereka putus komunikasi, aku ada di tengah-tengah mereka ketika di antara mereka perlu berkomunikasi sebagai perantara, karena kalau ketahuan istri keduanya, perang badar bisa terulang.
BACA JUGA:Â Istri yang Suaminya Hijrah Belakangan …
Tapi ternyata dengan istri kedua pun sang jabang bayi gak kunjung muncul. Kedua orang tua suaminya dalam perjalanan sekian tahun meninggal dunia. Posesif istri kedua tak juga kunjung reda, dan karena hasil pemeriksaan rahimnya sehat dan baik-baik saja, dia menuding suaminya mandul. Lelah dengan segala keributan, lalu istri keduanya diceraikan.
Jadilah saya mak comblang menyatukan kembali temanku dan suaminya karena selama ini komunimasi selalu aku yang jembatani, jadi aku paham masing – masing perasaan mereka dan 4 tahun lalu mereka rujuk.
Sekitar bulan November tiba tiba dikirimin hasil USG. Kaget campur gembira banget, dan ternyata mereka gak ikhtiar apa apa karena sudah pasrah, malah saat haid tak kunjung datang, dipikir karena pre menopause padahal ada jabang bayi nangkring di rahimnya. Malem ini aku aja berasa mimpi.
BACA JUGA:Â Ki Joko Bodo dan Nilai Akhir Hidup Kita
Kadang, Tuhan menahan apa yang kita pinta, membiarkan kita menangis, terpuruk, mungkin karena kita terlalu yakin dengan usaha kita mengalahkan keyakinan kita atas kehendakNYA.
Gak ngantuk lagi gara gara mikirin kudu beli kado apa 🙃 []