SAUDARAKU,
Shalat lima waktu merupakan kewajiban yang paling utama bagi kita. Setiap waktunya kita sering melaksanakan, tanpa ada satu waktu pun yang terlewat. Tapi, apakah itu semua sudah cukup untuk menambah amalan kita? Tentu tidak!
Walau pun setiap waktunya kita sering mengerjakan shalat wajib, tapi kita tak pernah tahu apakah shalat kita itu diterima oleh Allah SWT atau kah tidak. Maka, untuk menambah kekurangan itu ialah dengan melaksanakan shalat sunnah. Dan shalat sunnah dhuha dapat menjadi salah satunya.
Saudaraku,
Matahari semakin meninggi dan panasnya semakin bertambah, terik matahari menerpa wajah, itulah waktu shalat dhuha. Waktu bekerja dan memenuhi kebutuhan, bersamaan dengan banyaknya tugas kerasulan, menerima para utusan, mengejar para sahabat dan memenuhi hak keluarga, Nabi SAW tetap beribadah kepada Allah SWT.
Mu’adzah berkata, “Aku berkata kepada Aisyah RA, ‘Apakah Nabi shalat dhuha?’ Ia berkata, ‘Ya, empat rakaat dan terkadang menambah sesuai dengan kehendak Allah SWT’,” (HR. Muslim).
Saudaraku,
Rasulullah SAW telah berwasiat dengan shalat dhuha,
Dari Abu Hurairah RA berkata, “Kekasihku Nabi SAW berwasiat kepadaku agar berpuasa tiga hari setiap bulan, shalat dua rakaat dan shalat witir sebelum tidur,” (Muttafaq alaih).
Saudaraku,
Itulah Nabi kita, yang selalu beribadah kepada Allah SWT walau pun dalam keadaan bekerja dengan dunianya. Maka dari itu, marilah kita sisihkan waktu dari aktivitas di pagi hari itu dengan melaksanakan shalat dhuha. Tidak akan membutuhkan waktu lama untuk mengerjakannya. Kita hanya membutuhkan waktu beberapa menit untuk mengadu dan berserah diri kepada-Nya. []
Sumber: Suatu Hari di Rumah Rasulullah/Karya: Abdul Malik al Qasim/Penerbit: Daarul Qaasam