KISAH memiliki kemampuan luar biasa dalam menarik perhatian jiwa dan memfokuskan indra sepenuhnya kepada orang yang berkisah. Itu karena kisah secara alamiah sangat disukai oleh jiwa manusia. Kisah mengandung berita-berita orang yang telah lalu, menyebutkan peristiwa, keanehan-keanehan dan lainnya.
Kisah pada dasarnya melekat dan hampir-hampir tidak terlupakan. Ini adalah perkara yang jelas dan diketahui oleh banyak orang. Karena itu Al-Quran memberikan perhatian yang lebih dengan menyebutkan kisah-kisah dalam Al-Quran karena dapat menghibur hati, memupuk tekad, mengambil ibrah dan pelajaran, mengetahui kisah-kisah orang terdahulu.
Al-Quran tidaklah semata-mata memuat kisah-kisah ini sebagai hiburan saja. Orang yang mencermati kisah-kisah ini akan menemukan di antara bagian-bagiannya dan di antara sisi-sisinya terdapat pengukuhan terhadap perkara tauhid. Demikian juga terdapat penjelasan hikmah-hikmah Allah yang luar biasa.
Dari sini dapat diketahui bahwa kisah memiliki peran besar dalam mengajar dan mendidik manusia. Rasul kita telah membacakan berbagai kisah kepada para sahabatnya untuk meneguhkan, mengajar dan mendidik mereka, serta makna-makna lainnya.
Mendidik lewat kisah ini pun bisa dilakukan oleh para guru yang hendak menanamkan karakter dalam diri anak. Melalui kisah-kisah yang disampaikan, anak-anak akan lebih antusias dan tertarik mendengarkan. Banyak kisah dalam Al-Quran dan hadits yang dapat menginspirasi dan memotivasi anak untuk menjadi manusia yang baik.
Hendaknya seorang guru tidak hanya terobsesi membawakan kisah saja, akan tetapi harus memberikan poin-poin hikmah dari kisah yang telah disampaikan tersebut. Menjelaskan kesimpulan-kesimpulan yang bisa dipetik dari sebuah kisah agar anak lebih memahami maksud yang hendak disampaikan. []
Referensi: Begini Seharusnya Menjadi Guru/Karya: Fu’ad bin Abdul Aziz asy-Syalhub/Penerbit:Darul Haq