ANKARA—Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Inggris Theresa May melakukan percakapan via telepon untuk membahas situasi terakhir di Yerusalem.
Selain membahas Yerusalem, kedua pemimpin tersebut pun membahas hubungan bilateral diantara kedua negara.
Keduanya mengatakan bahwa AS membuat ketegangan di seluruh dunia dengan mengakui Yerusalem sebagai Ibu kota Israel dan itu begitu mengkhawatirkan.
Mereka menekankan bahwa solusi dua negara adalah jalan paling rasional untuk proses perdamaian.
Mereka juga membahas resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai penolakan penempatan fasilitas diplomasi di Yerusalem yang diveto oleh Amerika Serikat.
Kedua pemimpin mengatakan bahwa masyarakat internasional harus bekerja keras untuk menyelesaikan masalah dan menghindari ketegangan baru yang membahayakan proses perdamaian di kawasan.
Amerika Serikat (AS) memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang berisi penolakan penempatan fasilitas diplomasi di Kota Yerusalem. Keputusan ini bertentangan dengan anggota dewan lainnya.
Sebanyak 14 negara anggota dewan menyetujui resolusi yang disponsori Mesir yang akan menuntut Presiden AS Donald Trump untuk mencabut keputusannya tersebut, Namun AS adalah satu-satunya negara yang menolak resolusi tersebut. []
Sumber: AnadoluAgency