Oleh: Lu’lu Dzahidah
Mahasiswa STEI SEBI
luludzah54@gmail.com
WANITA adalah makhluk allah swt yang dimuliakan dalam isalam, pada zaman dahulu orang Yunani kuno memandang wanita sebagai najis dan kotoran hasil perbuatan setan,mereka menyamakan wanita dengan barang dagangan yang bisa diperjualbelikan di pasar-pasar.
Wanita di masa itu hanya mengenal tiga posisi sosial. Pertama, sebagai pemuas nafsu seksual laki-laki. Kedua selir yang bertugas menyenangkan para tuan-tuan bangsawan dan hartawan. Dan ketiga, istri yang berperan di urusan rumah tangga belaka. Entah mengapa budaya dan tradisi sosial memosisikan wanita di persimpangan yang menyedihkan.
BACA JUGA: Wanita dalam Syariat Islam
Kondisi kemanusian di zaman itu membuat penyiksaan terhadap wanita menjadi hal yang dipandang biasa. Masyarakat menganggap wanita sebagai makhluk yang paling tidak beruntung dan setara dengan air penyakit. Bagi masyarakat Arab jahiliyah, mempunyai anak perempuan dipandang sangat hina dan menjatuhkan martabat. Oleh sebagian suku anak perempuan harus dibunuh atau dikubur hidup-hidup.
Parahnya para filosof yang dianggap bijaksana dalam berpikir ikut terseret dalam menista. Plato menyatakan bahwa wanita sebagai makhluk yang kualitasnya sedikit di atas binatang. Muridnya, Aristoteles, menambahkan lagi kalau wanita adalah manusia yang belum selesai dan tertahan dalam perkembangan tingkat bawah.
Hingga kemudian Islam datang membawa kebenaran yakni dengan Al-Qur’an. Al-Quran satu-satunya agama yang mengabadikan wanita sebagai nama surat yaitu An-Nisa. Al-Quran yang menyatakan adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan, tetapi perbedaan tersebut bukanlah pembeda untuk menguntungkan satu pihak dan merugikan lainnya.
Al-Quran membawa informasi bahwasannya kaum laki-laki dan wanita berasal dari jenis yang sama dan dari keduanya secara bersamaan tuhan mengembangbiakan keturunan manusia. Hal ini terdapat dalam QS. An-Nisa 4:1.
BACA JUGA: Mulianya Wanita dalam Islam
“Wahai manusia! Bertakwalah kepada tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dan (diri)nya dan dari keduanya Allah memperkembangbiakan laki-laki perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang degan nama-Nya saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan sesungguhnya allah selalu menjaga dan mengawasimu.”
Begitulah konsep kesetaraan laki-laki dan perempuan dalam Islam yang tidak menghalalkan deskriminasi kecuali yang membedakan hanyalah kualitas takwa dan amal saleh (QS.An-nahl 16:97). []
Referensi: Ukhtiy… Hatimu di Jendela Dunia, Penulis: Yuli Hemdi
Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi di luar tanggung jawab redaksi.