BENCANA alam adalah musibah dalam skala besar yang Allah SWT turunkan kepada suatu kaum. Tujuan Allah SWT memberikan bencana alam adalah sebagai peringatan untuk mereka yang berbuat berlebihan, atau untuk menguji keimanan mereka yang bertakwa kepada Allah SWT.
Dan, dalam suatu bencana itu Allah SWT dengan kekuasaan-Nya bisa melakukan apa pun yang Dia Kehendaki. Dia memperlihatkan tanda-tanda kekuasan-Nya (ayat) dalam berbagai peristiwa, bagi siapa saja yang mau menyadari. Ada banyak bencana dahsyat yang pernah terjadi di berbagai belahan dunia, dan hampir di setiap bencana selalu ada hal unik yang tidak mampu dibaca dan dipahami kecuali oleh orang-orang yang bisa membaca tanda-tanda kekuasaan-Nya.
BACA JUGA: 12 Hikmah Bencana bagi Seorang Muslim
Di Bahorok, Sumatera Utara, pernah terjadi banjir bandang (galodo) yang membawa serta kayu-kayu balok besar hasil dari pembalakan liar di perbukitan sekitarnya. Puluhan orang menjadi korban bencana ini. Ada hal ajaib dalam peristiwa itu. Sebuah mushala tetap berdiri kokoh, padahal posisinya berada di tengah jalur yang dilewati air dan balok kayu. Bangunan di sekitarnya telah hancur dan tanah perbukitan sekelilingnya banyak yang longsor. Bila dianalisa dengan mata telanjang, mushala itu seharusnya hancur, tetapi Allah SWT membiarkannya tetap kokoh berdiri. Bahkan orang-orang yang sedang melaksanakan shalat tarawih di dalamnya (musibah ini terjadi pada malam bulan Ramadhan), semuanya selamat.
Begitu juga dengan bencana tsunami Aceh yang terjadi pada Bulan Desember tahun 2004s silam, kekuasaan Allah SWT nampak jelas di berbagai tempat di tanah rencong itu. Masjid Baiturrahman yang menjadi simbol kota Banda Aceh tetap kokoh berdiri dan menjadi tempat bernaung mereka yang selamat. Beberapa masjid di Meulaboh juga tetap kokoh berdiri meski bangunan di sekelilingnya rata dengan tanah.
Ketika bendungan Situ Gintung jebol, semua bangunan yang dilewati air bah itu rata dengan tanah. Banyak rumah warga yang roboh. Mobil-mobil yang terparkir di area yang dilewati air terseret hingga puluhan kilometer. Namun ada mushala kecil yang berada persis di mulut tanggul yang jebol tidak mengalami kerusakan berarti.
Ketika gempa berkekuatan 7,6 SR terjadi di Sumatera Barat, tidak jauh dari hotel Ambacang yang hancur karena gempa itu, ada masjid yang masih kokoh berdiri. Padahal bangunan di sekitarnya, termasuk hotel Ambacang, telah rata dengan tanah.
Orang-orang yang beriman akan menyadari, pada peristiwa-peristiwa seperti itu selalu ada pesan dan tanda-tanda kekuasaan-Nya. Allah SWT menjelaskan bahwa Dia akan memperlihatkan tanda-tanda kekuasaan-Nya di alam semesta. Tanda-tanda kekuasaan Allah dijelaskan dengat kata aayaat.
سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa al-Qur’an itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa Rabbmu menjadi saksi, atas segala sesuatau?” (QS. Fushshilat: 53).
Semua keajaiban pada setiap bencana itu adalah tanda kekuasaan Allah SWT. Sedangkan orang-orang yang kufur akan menganggapnya sebagai sesuatu yang bisa terjadi secara kebetulan, dan bukan merupakan bukti kekuasaan Allah SWT. Mereka akan mencari alasan untuk membantah bahwa semua keajaiban itu merupakan bukti kekuasaan Allah SWT.
وَإِذَا عَلِمَ مِنْ آيَاتِنَا شَيْئًا اتَّخَذَهَا هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ
“Dan apabila dia mengetahui sedikit tentang ayat-ayat Kami, maka (ayat-ayat itu) dijadikan olok-olok. Merekalah yang akan menerima adzab yang menghinakan,” (QS. Al-Jatsiyat: 9).
Jika setiap bencana alam tidak mengandung pelajaran penting bagi manusia, lalu untuk apa Allah SWT menyuruh kita belajar dari fakta sejarah tentang bencana-bencana besar yang telah memusnahkan bangsa-bangsa berperadaban tetapi mengingkari tanda-tanda kekuasaan Allah SWT?
BACA JUGA: Maksiat Adalah Sumber Bencana
Andaikata setiap bencana alam tidak berisi “pesan” dari Sang Pencipta lewat berbagai macam keajaiban, apakah ilmu pengetahuan modern telah sanggup menemukan jawaban ilmiah mengenai faktor yang menyebabkan masjid-masjid itu tetap kokoh berdiri?
Mustahil untuk mengatakan bahwa semua masjid dan mushala yang tetap berdiri kokoh itu dibangun dengan teknologi canggih yang tahan terhadap berbagai jenis bencana alam. Apa mungkin, mushala kecil yang berdiri tepat di jalur yang dilewati galodo di Bahorok, Sumatera Utara, dibangun oleh seorang arsitek jenius yang telah memperhitungkan kekuatan arus banjir bandang dan hantaman kayu gelondongan yang terbawa banjir itu?
Apakah arsitek yang membangun mushala yang berada di depan tangul Situ Gintung yang jebol memperkirakan bahwa bendungan itu suatu saat akan jebol, dan area tempat mushala itu berdiri akan menjadi tempat yang akan dilewati air bah berkecapatan tinggi dan dalam volume besar?
Kemungkinan terbesarnya adalah, mushala-mushala itu dibangun secara swadaya tanpa memperhitungkan terjangan banjir.
Setiap bencana membawa pesan dari Sang Pencipta agar kita kembali membenahi diri. []
Sumber: Kerajaan Al-Qur’an/Hudzaifah Ismail/Penerbit: Penerbit Almahira/2012