KITA harus meyakini bahwa melupakan bayangan mantan lebih mudah daripada melupakan bayangan setan. Sebab telah digariskan oleh-Nya bahwa setan akan hidup sampai akhir zaman, sedangkan mantan bisa jadi sudah menemui ajal. Dari itu buanglah mantan pada tempatnya, semoga amal ibadahmu melupakan mantan dapat diterima Allah dan membawamu pada surga cinta yang dikehendaki-Nya.
Masih ada cinta yang lebih layak untukmu. Lupakanlah masa lalu dan mulailah lembaran baru. Sejatinya hidup ialah mencari kebahagiaan. Seseorang di masa lalu meninggalkanmu sebab dirinya belum menemukan kebahagiaannya dalam dirimu, maka ia memutuskan menemukan kebahagiaannya dari orang lain.
Maka terimalah kenyataan itu dan bersyukurlah. Sebab dengan begitu keberuntungan masih memihakmu. Coba renungkan, apabila dirinya tetap memaksakan diri bersamamu sementara hatinya tidak mengakui keberadaanmu, maka itu jauh lebih menyakitkan dan sulit untuk diterima kenyataan.
Dirimu terlalu berharga untuk disakiti, maka perpisahan menjadi pilihan terbaik. Bertahan hanya untuk jadi pesakitan cinta itu kebodohan yang terencana, biarkan dirinya pergi dan berkariblah lebih tekun dengan keikhlasan. Bercerminlah, sembari berujar, “Aku pasti bisa melalui ini semua,” dan jangan ada tangis meski hanya setetes.
Air matamu terlalu rendah nilainya apabila dipergunakan untuk menangisi pendusta cinta. Lebih baik, pergunakan tangismu untuk bermohon jodoh terbaik dari Allah. Bisa jadi, di suatu tempat pada detik yang sama ada juga yang sedang berdoa untuk memohon jodoh terbaik baginya. Bukankah pertemuan doa atas nama cinta bisa menjadi pengikat takdir yang mampu mengubah segala, termasuk menyatukan dua jiwa dalam keluhuran sebuah cinta yang dipenuhi cahaya bahagia. []
Arief Siddiq Razaan, 17 September 2015