IMSAK sangat identik dengan bulan suci Ramadhan. Keumuman yang ada di masyarakat untuk penempatan waktu imsak biasanya 10 menit sebelum waktu shubuh. Misalnya, jika adzan shubuhnya pukul 04.35, maka waktu imsaknya adalah pukul 04.25.
Keumuman lainnya tentang pemahaman imsak ini juga adalah bahwa ketika memasuki waktu imsak kita masih diperbolehkan makan sahur, sebab batas akhir makan sahur bukanlah imsak, tetapi adzan Shubuh.
Inilah kerancuan yang telah menjadi keumuman. Sebuah kesalahan yang sudah meluas di masyarakat.
Imsak adalah nama lain dari puasa. Dalam fiqih, Ash-shaumu wash-shiyaamu fii al lughati al imsaaku, artinya shaum dan shiyam secara bahasa adalah imsak. Jadi puasa memiliki tiga bahasa, yaitu shaum, shiyam dan imsak. Maka, jika imsak sudah datang artinya waktu puasa sudah masuk, sudah tidak boleh makan, minum atau hal hal apa saja yang bisa membatalkan ibadah puasa lainnya. Imsak artinya menahan diri (dari makan dan minum).
“Makan dan minumlah hingga terang bagimu benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam.” [TQS. Al Baqarah 187]
Lalu dimanakah letak kerancuannya? Yaitu menempatkan istilah imsak bukan pada tempatnya. Waktu imsak seharusnya sama dengan adzan shubuh. Bukan sebelum adzan shubuh. Adapun istilah sebelum adzan shubuh itu disebut tanbiihun atau peringatan/pengingat.
Sabda Nabi Shallallahu ‘Alayhi Wasallam, “Bilal biasa mengumandangkan adzan di malam hari. Makan dan minumlah sampai kalian mendengar adzan Ibnu Ummi Maktum.” HR. Bukhari no. 623
Sejak zaman RasuluLlaah Shallallaahu ‘Alayhi Wasallam, khusus bulan Ramadhan, yang adzan shubuh ada dua orang. Orang pertama yang Rasulullaah suruh adzan adalah Bilal. Apabila Bilal telah selesai mengumandangkan adzan pertama, Rasulullaah akan meminta AbduLlaah bin Mas’ud membacakan 50 ayat suci Al Qur‘ an. Keika Bilal sudah adzan dan Abdullah bin Mas’ud membaca ayat suci Al Qur’an, maka orang orang tahu bahwa sebentar lagi sudah memasuki waktu fajar, “Tanbiihun, tanbiihun, tanbiihun… peringatan, peringatan, peringatan… percepat makannya sebentar lagi fajar tiba..”, maka ketika AbduLlaah bin Mas’ud selesai membaca Al Qur’ an lalu AbduLlaah bin Abi Ummi Maktum mengumandangkan adzan yang kedua, orang orang berseru, “Imsaakun, imsaakun, imsaakun.. tahaan, tahaan, tahaan, sekarang waktunya puasa…”.
Dari sini maka, penempatan istilah sebelum adzan shubuh itu disebut tanbiihun, bukan imsak. Dan imsak, letaknya sama dengan adzan shubuh.
Semoga Ramadhan yang akan datang peletakkan jadwal imsak yang viral di internet atau flyer flyer yang beredar di masyarakat, tidak lagi keliru dengan menempatkan imsak sebelum waktu shubuh.
Allahu A’lam bishshawwab. []
Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak 2 halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri.