Oleh: Ismail Shodiq
JANGANLAH kau maknai berbagi dengan sebatas materi , sebab jika itu yang kau pahami, maka kapan kau akan mulai berbagi?
Berbagilah, dengan apapun yang bisa kau beri, walaupun kau tak tahu apa yang akan kau dapati nanti.
Berbagilah, walaupun kau hanya mampu berbagi gagasan, seperti harapan dan gagasan seorang guru terhadap murid-muridnya di suatu zaman, “andai saja ada diantara kalian yang mengumpulkan hadits-hadits yang shahih.”
Siapa yang menyangka dari ungkapan bermuatan gagasan sederhana ini, ada diantara murid-muridnya yang tergerak hatinya untuk merealisasikan harapan sang guru, maka dewasa kini siapa yang tak pernah dengar karya fenomenal, kitab paling shahih setelah Al-Quran, kitab Shahih Bukhari.
Berbagilah, walaupun kau hanya mampu memberikan pujian. “Tulisan tanganmu seperti tulisannya para ahli hadits”, seorang guru suatu hari memuji muridnya. Namun siapa sangka pujian sederhana inilah yang menjadikan pengarang kitab Siyar A’lâm An Nubala’ mulai mencintai untuk mempelajari hadits dan ilmu-ilmunya. Kita mengenalnya di kemudian hari sebagai Imam Adz Dzahabi.
Berbagilah, walaupun kau hanya mampu menuliskan satu dua kata saja, tak peduli berapa jumlah “like” atau “share” yang ada, karena bisa jadi ada yang terinspirasi oleh tulisanmu tetapi tidak diungkapkan dengan “like” atau “share”, melainkan ia lebih memilih men-share pada dunia nyata dibandingkan di dunia maya.
Karena berbagi tidak hanya sebatas materi , semakin banyak kau memaknai berbagi, semakin banyak hal yang bisa kau bagi.
Berbagilah, Karena yang berbagi yang menginspirasi. []